Selasa, 16 Februari 2016

Ulama: Jangan Lengah, Kampanye LGBT Ada di Mana-mana




Ulama: Jangan Lengah, Kampanye LGBT Ada di Mana-mana 
Aksi tolak LGBT. Foto: dok.JPNN.com

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU |  Kasus penyimpangan seksual yang menimpa sejumlah selebriti di tanah air serta gencarnya kampanye LGBT menjadi perhatian para ulama Indonesia. Beberapa pemuka agama akan membawa masalah LGBT untuk didiskusikan dengan penasehat presiden. 


“Kami akan menerangkan secara panjang lebar soal dampak LGBT ini di Istana,” kata Ustad Bachtiar Nasir (UBN), Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dalam siaran persnya, Selasa (16/2).

Menurutnya, Indonesia harus sadar masalah LGBT ini ancaman nyata untuk generasi penerus. "Ini kesetaraan yang salah. Bukan soal tuntutan hak. Ini penyimpangan. Apalagi kini ada dana dari UNDP untuk mendukung mereka. Masyarakat yang harus bergerak melindungi diri,” sambungnya.

Menurutnya, masyarakat jangan sampai mengikuti dan mendukung LGBT. Ia mengatakan, komunitas tersebut dilabeli LGBT agar naik kelas untuk menyembunyikan kecenderungan menyimpang homoseks dan lesbianisme. 

"Tentu kita tidak ingin keluarga kita pengidap kelainan itu. Yang mengidap ya harus kita bantu untuk sembuh. Yang kita tidak mau adalah mereka kampanye LGBT dan merusak tatanan sosial. Dan ingat mereka kampanye, karena mereka sadar, tidak bisa reproduksi, “ bebernya. 

UBN juga mengimbau agar orang tua waspada bahwa ini adalah gerakan internasional untuk merusak generasi. Menurut survey, anak Indonesia adalah anak-anak yang paling lama nonton TV, lima jam setiap hari. Di TV lah semua bermula memengaruhi penonton.

“Lihat film spongeboob squarepant, yang tidak mengenal jenis kelamin, semua unisex. Juga peran kebanci-bancian yang sukses di TV, ini masalah. Anak-anak sudah dikaburkan soal gender, sehingga wajar kalau ada yang bercita-cita jadi waria karena lihat artis waria di TV,” imbuhnya. 

Kecenderungan LGBT ini bukan tidak bisa disembuhkan, KH Elwansyah Elwan yang mempunyai pondok rehabilitasi Ibadurrahman menyatakan bahwa pihaknya saat ini menangani 14 orang yang dalam proses penyembuhan.

 “Perkembangannya untuk menjadi lelaki dan wanita seperti fitrahnya luar biasa, dan selalu positif dari hari-ke hari. Selalu ada tim yang memantau dan menemani sebagai teman bicara. Karena kadang keinginan menyimpang itu seringkali datang tiba-tiba,” ungkapnya.

Ia menegaskan, itu bukan penyakit genetik, tapi ini penyimpangan yang disebabkan oleh lingkungan. Perlu adanya rehabilitasi holistik atau menyeluruh.

"Bahkan soal makan juga kami atur, misalnya jangan makan daging babi. Karena daging babi membuat kecenderungan menyimpang. Kami menganjurkan untuk mengonsumsi bawang prei, cabe hijau besar, air kunyit dan jahe serta buah zaitun. Itu untuk menurunkan kecenderungan hormon negatif. Juga senam yang bisa menurunkan tuntutan hormon menyimpang ini," paparnya. 

[mi-penanggalan.blogspot.com | Rabu, 17 Februari 2016] 

Artikel Terkait

Ulama: Jangan Lengah, Kampanye LGBT Ada di Mana-mana
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email