ASPEK KREATIVITAS DALAM BERCERITA
TIPS AMPUH
BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
A. READ A STORY :
Membacakan Cerita
- Bacalah terlebih dahulu sebelum dibacakan
didepan anak-anak
- pastikan tempat duduk didepan agar dapat
dilihat dari berbagai arah
- Sampaikan tata tertib selama mendengar
cerita
- jangan terpaku pada buku perhatikan juga
reaksi anak-anak pada saat membacakan buku
- Sebutkan identitas buku, seperti judul dan
pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain
- Pegang buku disamping kiri bahu, bersikap
tegak lurus ke depan
- bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur
yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya
- Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah
pehatian disesuaikan dengan urutan cerita
- Tetaplah bercerita pada saat tangan membuka
halaman berikutnya
- pada bagian-bagian tertentu, berhentilah
sejenak untuk memberikan komentar, atau untuk memberikan kesempatan anak
berkomentar
- perhatikan semua anak dan berusahalah untuk
menjalin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat
menyimak cerita atau sudah mulai menujukkan kebosanan
- sering-seringlah berhenti untuk menunjukkan
gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan semua anak dapat melihat
gambar tersebut
- Pastikan semua jari selalu dalam posisi
siap untuk membuka halaman selanjutnya
- lakukan pembacaan sesuai rentang atensi
anak. Jangan bercerita lebih dari 10 menit
- libatkan anak dalam cerita supaya terjalin
komunikasi multiarah
B. PERAGA GAMBAR
(gambar seri, lepas, gambar planel)
- Pilihlah gambar yang bagus sesuai isi
cerita berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, memiliki
tata warna yang indah dan menarik,
- Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai
dengan baik detail cerita yang dikandungi oleh gambar dalam setiap
lembarnya
- Perlihatkan gambar pada anak secara merata
sambil terus bercerita, gambar harus selalu menghadap anak.
- Sinkronkan cerita dengan gambar, hati-hati
jangan salah mengambil gambar
- Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan
tidak menutup wajah guru
- Jika perlu gunakan telunjuk untuk
menunjukkan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan seperti menunjuk
gambar binatang, pohon, atau benda lain.
- Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi
anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
C. MENDONGENG DENGAN
PAPAN PLANEL
- Siapkan gambar sesuai dengan cerita.
Buatlah gambar semenarik mungkin
- Tempelkan gambar tersebut pada papn planel
tepat ditengah anak, agar terlihat semua anak
- Siapkan alat penunjuk gambar, dan
manfaatkan sebagai pemandu cerita
- Setiap mulai bercerita, jangan salah
menyebutkan nama tokoh dan menunjukkannya pada gambar
- Setelah digunakan, gambar yang telah
diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi
- Sesekali adakan dialog dengan anak-anak
- Libatkan anak dalam penghayatan karkter
tokoh dengan cara menirukan arakter bersama-sama mereka
- Tambahkan lagu-lagu jika perlu agar
tercipta suasana senang dan gembira
- Pastin anak-anak tetap memperhatikan gambar
dan ekspresi guru dengan baik
- Apabila ada waktu dan dipandang perlu,
susun kembali gambar di papan planel, dan mintalah anak-anak untuk
menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri
D. Tips Menceritakan Sejarah
- Kuasailah alur cerita, adegan, dialog dari
sumber bacaan yang terpercaya. Bila perlu bacalah berulang-ulang hingga
benar-benar dikuasai. Ingatlah, penguasaan terhadap pakem cerita amat
esensial pada jenis cerita ini, bila tidak terkuasai kita akan terjebak
kepada improvisasi yang merusak.
- Ceritakan kisah sejarah apa adanya, tanpa
bumbu-bumbu cerita yang tidak relevan, jangan bumbui kisah perjuangan yamh
agung dengan humor, apabila memang dirasa tidak tepat.
- Usaha untuk membuat cerita lebih menarik
biasanya difokuskan pada unsur suspence, ekspresi, penekanan pada
adegan-adegan heroik dan dialog yang kuat.
- Bagian-bagian cerita yang belum saatnya
disampaikan pada usia anak tertentu hendaknya disunting secara bijaksana,
tanpa mengganggu keutuhan sejarah.usahakanlah agar cerita yang terlalu
bercabang-cabang dapat terangkai dalam satu alur yang padu.
- Sampaikanlah cerita sejarah pada sekelompok
anak yang memang belum pernah mendengarkannya, Bila ada anak yang tahu
jalan ceritanya, ingatkan sejak awal agar tidak mengganggu teman-temannya
dengan dengan memberi komentar dan tebakan-tebakan, Bila tidak tahan untuk
memberi komentar ditengah-tengah cerita, ingatkanlah kembali secara
bijaksana. Tegurlah bahwa apa yang diucapkannya itu mengganggu kita, namun
tetaplah tersenyum ramah.
- Ajaklah anak didik kita mengambil hikmah
dari kisah itu, berikan motivasi untuk meneladani tokoh dan perbuatan yang
mulia, ajaklah mereka menjauhi perbuatan yang tercela. Sebaiknya
nasehat yang diselipokan ditengah cerita tidak terlalu panjang. Hal ini
akan terasa menjengkelkan bagi anak-anak, hikmah sebaiknya disampaikan
pada akhir cerita.
E. Tips Menceritakan Fiksi
- Satukan perhatian anak : Ciptakan Suasana
Kondusif, focus melalui instruksi khusus, aneka tepuk, lagu penenang,
hadiah, tata tertib dan sebagainya
- Friendship : Sikap dasar, sapaan dan mimik
ceriam sebaiknya selalu kita tunjukkan kepada anak-anak, supaya tidak ada
hambatan emosional antara pendongeng dengan pendengarnya.
- Total/Antusias/bersungguh sungguh : masi
ingat dengan hukum “Stimuli berbanding lurus dengan respons”, dalam hal bertutur
cerita ini, bila kita tampil sungguh-sungguh maka tanggapan anak-anak akan
sebanding dengan kesungguhan kita, jadi jika kita ingin mereka responsif
dan komunikatif, maka kesungguhan atau totalitas kita akan
sangatmenentukan.
- Tentukan tujuan dan alur cerita : Apa yang
akan kita capai harus tertuang sebagai pesan dari cerita yang akan kita
sampaikan (positifistik), tidak patut kita sampaikan cerita yang tak
jelas juntrungannya (tuna makna). Maka tatalah penyampaian pesan tersebur
dalam suatu alur yang sederhana dan mudah dimengerti anak-anak, sehingga
pada akhirnya nilai-nilai yang kita transferkan dapat tersampaikan dengan
baik dan akurat.
- Pilihlah setting awalnya : Untuk memulai
cerita, anda bisa dengan memilih setting tempat seperti : Di sebuah desa
yang damai …, Di Tengah Hutan lebat …, Di Kerajaan Majapahit…, Di Planet
Mars…dan sebagainya. Atau anda boleh juga memulainya dengan setting waktu,
seperti: Zaman Dahulu kala…, 2000 tahun sebelum masehi…, Pada suatu malam
yang gelap gulita …. dan sebagainya.
- Tentukan tokoh-tokohnya : lakon/Protagonis,
musuh/Antagonis,penengah/Tritagonis, dan Pembantu/figuran.
- Munculkan konflik antar tokoh diatas, dalam
konflik inilah terjadi suatu pergulatan dan pembandingan antara kebaikan
dan keburukan yang diwakili okeh para tokoh dalam cerita, konflik ini akan
diikuti oleh anak-anak sehingga terjdi proses penilaian serta identifikasi
diri pada perilaku tokoh dalam cerita.
- Detailkan cerita/terperinci : Supaya lebih
hidup dalam imajinasi anak-anak maka kita perlu menyampaikan secara detail
personifikasi tokoh-tokohnya, adegan-adegannya, dialog-dialognya.
- Ilustrasi suara : Sangat disarankan,
para pendongeng memiliki kemampuam mengubah-ubah karakter suaranya,
sehingga cerita menjadi lebih menarik, dialog pun akan lebih berkesan, dan
cerita menjadi lebih hiduop serta segar.
- Suspence/ketegangan dan Humor:
Kejutan-kejutan yang mengarahkan perhatian, serta humor untuk memecah
kebekuan perlu secara sengaja maupun spontan dilakukan, agar menjamin
rentang perhatian dan daya tangkap anak selalu optimal.
- Perhatikan situasi dan kondisi: para
pendongeng harus jeli melihat gelagat antusiasme, ketertiban maupun
kejenuhan anak dalam mendengarkan cerita. supaya proses bercerita kita
dapat tetap menarik dan tidak mengalami kegagalan.
- Happy ending: Jangan lupa, akhiri cerita
kita secara happy ending, artinya lakon yang baik mendapatkan,
keberhasilan, kebahagiaan atau kemenagan. Alangkah sedaihnya mereka,
apabila mendengar Lakon idola mereka kalah atau mati. Jikalau lakon itu
harus mati, tetaplah dalam kebahagiaan, seperti “Ia pun meninggal dengan
tersenyum … dan para malaikat dan bidadari menyambut ruh pahlawan itu,
masuk ke dalam Surga yang indah dan tempat yang sangat wangi”.
TIPS AMPUH BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
4/
5
Oleh
INFORMASI PENDIDIKAN