Perbedaan Otak Laki-Laki dan Perempuan

Perbedaan Otak Laki-laki dan Perempuan

Ahli Neuro Science mengatakan bahwa struktur otak anal laki-laki dengan perempuan berbeda. Implikasi perbedaan struktur itu terjadi pada cara dan gaya melakukan sesuatu. Laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan dalam beberapa hal ini: (1) Emosi, (2) tingkah laku seksual, (3) proses berbahasa, (4) kemampuan spasial, (5) problem-problem matematis. (Taufik P,h.92)

1. Emosi

Kebanyakan kriminalis adalah kaum laki-laki dan kebanyakan perangkai bunga adalah kaum perempuan. Ini bahkan sebuah ungkapan tanpa dasar. Richard Haier, Guru Besar saraf dari Universitas California di Irfine, berhasil membuktikan kenyataan itu mempunyai dasar ilmiah, yaitu ketika menganggur, aktivitas otak kaum laki-laki lebih banyak terjadi pada daerah limbic temporal. Daerah ini adalah pengatur emosi yang berhubungan dengan aksi motorik teristimewa perilaku "yang suka memukul jika sedang marah". Laki-laki yang beringas apalagi apalagi apalagi ketika marah dengan emosi tak terkontrol, akan disalurkan melalui pukulan tangan, tendangan kaki dan makian.

Tidak usah heran, daerah temporal itu adalah sisa dari otak reptil, ketika mengalami proses evolusi, seperti istilah "Buaya Darat" (Buaya adalah salah satu jenis reptil) lebih kerap dipakai untuk menunjuk para lelaki yang hidung belang.

Sebaliknya pada kaum perempuan. Saat istirahat, aktivitas otak lebih banyak terjadi pada Cyngulata Gyrus. Daerah ini, yang dalam evolusi merupakan turunan otak mamalia dan bertanggung jawab mengontrol ekspresi emosi. Ketika marah, seorang perempuan cenderung membelalakkan matanya dari pada memukul,menendang atau memaki. Perempuan lebih bisa mengontrol emosinya dari pada laki-laki dalam kasus penyakit jiwa, perempuan lebih sering menderita Syindroma Depresif. Ia depresi karena memendam perasaannya. Ketika sedih, otak perempuan lebih aktif dari pada otak laki-laki yaitu bagian lymbic system bekerja 8 kali lebih keras, akibatnya perempuan sangat terganggu dengan kesedihan yang dialaminya. Sebaliknya, dalam ekspresi bahagia, tak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. (Taufik,h.98.2002)

2. Tingkah Laku Seks

Terdapat perbedaan struktur pada kedua jenis kelamin yaitu di inti hipotalamus terutama pada daerah preoptik medial, bagian ini mengatur tingkah laku seks 2,5 - 3 kali lebih besar pada laki-laki. Perbedaan ini besar pengaruhnya terutama dalam cara dan gaya melakukan hubungan seks.

3. Proses Bahasa

Dari segi bahasa anak jumlah sel-selnya lebih besar dari anak laki-laki. Karena itu perempuan yang cerewet mungkin patut bersyukur karena ternyata cerewet merupakan ciri khas perempuan dan memiliki kaitan biologis dengan otaknya. Perempuan begitu lihai membahasakan emosi dengan tutur kata yang lancar, ia begitu piawai menceritakan apa yang ia rasakan walaupun bahan seorang diplomat ulung atau ahli pidato, ia mampu menguraikan emosi dengan terperinci perempuan dapat menata kata dan kalimatnya secara teratur, bisa memilih intonasi dan aksentuasi tertentu yang mendukung emosinya. Tidak seperti kaum laki-laki yang hemat dan pelit dengan kata-kata.

4. Kemampuan Spasial

Laki-laki lebih lihai dan lebih cermat dari perempuan, karena Lobus Parietal bawah yang (bertanggung jawab untuk pengenalan ruang tiga dimensi) lebih besar pada laki-laki. (Taufik, h.92)

Sebagai contoh: laki-laki lebih suka mengikuti petunjuk peta dan membayangkan dalam otaknya dimana rumah kawannya. Sedangkan perempuan lebih suka langsung menyusuri jalan bahkan lebih bagus bila ada guide-nya (tanpa perlu membayangkan dalam imajinasinya). Perempuan lebih cenderung mengandalkan panca inderanya ia akan mengenali rumah di pojok jalan, pepohonan di pinggir jalan atau tanda lalu lintas yang mencolok. Dalam mencari sebuah alamat rumah seorang kawan dengan menyusuri jalan, perempuan cenderung mengandalkan panca inderanya. Ia akan mengenali rumah di pojok jalan. Pepohonan di pinggir jalan atau tanda lalu lintas yang mencolok. Laki-laki lebih suka membayangkan dalam benaknya dimana posisi rumah.

5. Matematika

Lobus Parential bawah seorang laki-laki genius bernama Albert Einstein, ternyata 15 persen lebih lebar dibandingkan 36 otak laki-laki dan 56 otak perempuan lainnya. Einstein dalam beberapa kesempatan sering menceritakan cara ia memperoleh beberapa rumus matematika. Ia cukup menghayal atau membayangkan dengan otaknya saja, lalu diadakan pembuktian di laboratorium.

Karena perbedaan kecenderungan anak itu, sebaiknya orang tua dan guru menggunakan stategi mengajar dan mendidik yang berbeda-beda. Dengan selalu mengganti penekanan kecerdasan dalam satu penampilan/presentasi ke penampilan/presentasi yang lain, pasti akan ada kesempatan berkembang semua potensi/ kecerdasan anak-anak, orang tua dan guru tidak boleh lagi memaksakan kehendak untuk melakukan kegiatan yang sesuai dan serupa dengan dirinya. Karena zaman dan tuntutan anak berbeda. Tapi hendaknya orang tua dan guru mencoba memahami dan menelusuri jenis dan kecerdasan apa yang dimiliki anak dan bakat apa yang harus dikembangkan, hal ini sesuai dengan asas Quantum Teaching: " Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka

Sejalan dengan itu, pakar kecerdasan Mihaly Csikszent Mihalyi (1990) mengemukakan pendapat bahwa langkah bijak mendidik anak dalam rangka mengembangkan kecerdasannya adalah dengan menggunakan konsep "Flow" (mengalir) artinya anak dmasukkan ke dalam "ruang mengalir" maksudnya yaitu ruang yang dilengkapi dengan game, papan, teka-teki, program-program komputer, dan materi-materi kecerdasan pelajaran yang lain. Sehingga anak terlibat aktif dalam kegiatan dan mainan-mainan yang dirancang untuk mengaktifkan kecerdasan mereka secara terbuka dan menyenangkan(Cohen: 1991)