Selasa, 08 Desember 2015

Makalah Materi Cerita Pada Anak atau Siswa




MAKALAH
“MATERI CERITA”


Makalah Materi Cerita Pada Anak atau Siswa  



            A.    PENGERTIAN CERITA, DONGENG DAN METODE BERCERITA
Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). Cerita adalah penuturan tentang suatu kejadian.Dari cerita tersebut , kita dapat mengetahui di mana , bangaimana , dan apa yang dialami oleh pelaku cerita dari awal sampai akhir , Pelaku cerita dapat manusia , binatang ,maupun , manusia. Pada zaman dahulu cerita dapat dituturkan secara lisan . Di tempat pesta biasanya diramaikan oleh tukang cerita . Fungsinya sebagai penghibur . berfungsi sama demgan penyanyi dan penari. Karangan pendek yang berbentuk prosa yang mengisahkan tentang suatu peristiwa disajikan secara singkat yang bertema anak-anak disebut cerita pendek anak-anak.
Kata Dongeng berarti cerita rekaan/tidak nyata/fiksi, seperti: fabel (binatang dan benda mati), sage (cerita petualangan), hikayat (cerita rakyat), legenda (asal usul), mythe (dewa-dewi, peri, roh halus), ephos (cerita besar; Mahabharata, Ramayana, saur sepuh, tutr tinular). Jadi kesimpulannya adalah “Dongeng adalah cerita, namun cerita belum tentu dongeng”.
Metode Bercerita berarti penyampaian cerita dengan cara bertutur. Jadi tegasnya metode bercerita lebih menonjolkan penuturan lisan materi cerita dibandingkan aspek teknis yang lainnya (pantomim, puisi, dll).

           B.     MANFAAT BERCERITA
Menurut para ahli pendidikan bercerita kepada anak-anak memiliki beberapa fungsi yang amat penting, yaitu: Membangun kedekatan emosional antara pendidik dengan anak, Media penyampai pesan/nilai moral dan agama yang efektif, Pendidikan imajinasi/fantasi, Menyalurkan dan mengembangkan emosi, Membantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita, Memberikan dan memperkaya pengalaman batin, Sarana hiburan dan penarik perhatian, Menggugah minat baca, dan Sarana membangun watak mulia. 

          C.    PERSIAPAN  BERCERITA
Agar dapat bercerita dengan tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. Pemilihan cerita antara lain ditentukan oleh :
1.      Pemilihan Tema dan judul yang tepat
Bagi anak-anak, hal-hal yang menarik, berbeda pada setiap tingkat usia,misalnya;
a.  sampai pada usia 4 tahun, anak menyukai dongeng fabel dan horor, seperti Tomat yang Hebat, Anak ayam yang Manja, anak nakal tersesat di hutan rimba, orang jahat, dll.
b.  Pada usia 4-8 tahun, anak-anak menyukai dongeng jenaka, tokoh pahlawan/hero dan kisah tentang kecerdikan, seperti; Robot pintar, Anak yang rakus dan sebagainya
c. Pada usia 8-12 tahun, anak-anak menyukai dongeng petualangan fantastis rasional (sage), seperti: Persahabatan si Pintar dan si Pikun, Karni Juara menyanyi dan sebagainya.
2.  Waktu Penyajian Dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng menyimpulkan sebagai berikut
                         a. Sampai usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit
                        b. Usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit
       c. Usia 8-12 tahun, waktu cerita hingga 25 menit Namun tidak menutup kemungkinan waktu bercerita menjadi lebih panjang, apabila tingkat konsentrasi dan daya tangkap anak dirangsang oleh penampilan pencerita yang sangat baik, atraktif, komunikatif dan humoris.
   3. Suasana (situasi dan kondisi) Suasana disesuaikan dengan acara/peristiwa yang sedang atau     akan berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional, ulang tahun, pisah sambut anak didik. Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi cerita yang   disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita dengan acara yang diselenggarakan, bukan satu atau beberapa cerita untuk segala suasana.

D.       PRAKTIK BERCERITA
1. Teknik Bercerita. Pendidik perlu mengasah keterampilannya dalam bercerita, baik dalam olah     vokal, olah gerak, bahasa dan komunikasi serta ekspresi. Secara garis besar unsur-unsur penyajian cerita yang harus dikombinasikan secara proporsional adalah sebagai berikut : (1) Narasi (2) Dialog (3) Ekspresi (terutama mimik muka) (4) Visualisasi gerak/Peragaan (acting) (5) Ilustrasi suara, baik suara lazim maupun suara tak lazim (6) Media/alat peraga (bila ada) (7) Teknis ilustrasi lainnya, misalnya lagu, permainan, musik, dan sebagainya.



  2. Mengkondisikan anak
     Tertib merupakan prasyarat tercapainya tujuan bercerita. Suasana tertib harus diciptakan sebelum dan       selama anak-anak mendengarkan cerita. Diantaranya dengan cara-cara sebagai berikut: (a) Aneka tepuk. (b)simulasi kunci mulut (c) “Lomba duduk tenang. (d) Tata tertib cerita, sebelum bercerita pendidik menyampaikan aturan selama mendengarkan cerita (e) Ikrar, Pendidik mengajak anak-anak untuk mengikrarkan janji selama mendengar cerita.
         3. Teknik membuka Cerita
      Membuka cerita merupakan saat yang sangat menentukan, maka membutuhkan teknik yang memiliki unsur penarik perhatian yang kuat, diantaranya dapat dilakukan dengan: a. Pernyataan kesiapan : “Anak-anak, hari ini, Ibu telah siapkan sebuah cerita yang sangat menarik…” dan seterusnya. b. Potongan cerita: “Pernahkah kalian mendengar, kisah tentang seorang anak yang terjebak di tengah banjir?, kemudian terdampar di tepi pantai…?” c. Sinopsis (ringkasan cerita). d. Munculkan Tokoh dan Visualisasi e. Pijakan (setting) tempat “Di sebuah desa yang makmur…”,. f. Pijakan (setting) waktu, “Jaman dahulu kala…”  g. Ekspresi emosi: Adegan orang marah, menangis, gembira, berteriak-teriak dan lain-lain. h. Musik & Nyanyian “Di sebuah negeri angkara murka, dimulai cerita…(kalimat ini dinyanyikan), atau ambillah sebuah lagu yang popular, i. Suara tak Lazim atau ”Boom” ! : Pendidik dapat memulai cerita dengan memunculkan berbagai macam suara seperti; suara ledakan, suara aneka binatang, suara bedug, tembakan dan lain-lain.
   4. Menutup Cerita dan Evaluasi
      a. Tanya jawab seputar nama tokoh dan perbuatan mereka yang harus dicontoh maupun ditinggalkan. b. Doa khusus memohon terhindar dari memiliki kebiasaan buruk seperti tokoh yang jahat, dan agar diberi kemampuan untuk dapat meniru kebaikan tokoh yang baik. c. Janji untuk berubah; Menyatakan ikrar untuk berubah menjadi lebih baik, contoh “Mulai hari ini, Aku tak akan malas lagi, aku anak rajin dan taat kepada guru!” d. Nyanyian yang selaras dengan tema, baik berasal dari lagu nasional, popular maupun tradisional e. Menggambar salah satu adegan dalam cerita. Setelah selesai mendengar cerita, teknik ini sangat baik untuk mengukur daya tangkap dan imajinasi anak.
       5. Media dan Alat bercerita berdasarkan cara penyajiannya, bercerita dapat disampaikan dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga (dirrect story). Sedangkan bercerita dengan alat peraga tersebut dibedakan menjadi peraga langsung (membawa contoh langsung:kucing dsb) maupun peraga tidak langsung (boneka, gambar, wayang dsb). Agar bercerita lebih menarik dan tidak membosankan, pendidik disarankan untuk lebih variatif dalam bercerita,

 Agar dapat bercerita dengan tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. Pemilihan cerita antara lain ditentukan oleh : Pemilihan Tema dan judul yang tepat
      Bagi anak-anak, hal-hal yang menarik, berbeda pada setiap tingkat usia,misalnya;
a.       sampai pada usia 4 tahun, anak menyukai dongeng fabel dan horor, seperti Tomat yang Hebat, Anak ayam yang Manja, anak nakal tersesat di hutan rimba, orang jahat, dll.
b.      Pada usia 4-8 tahun, anak-anak menyukai dongeng jenaka, tokoh pahlawan/hero dan kisah tentang kecerdikan, seperti; Robot pintar, Anak yang rakus dan sebagainya
c.       Pada usia 8-12 tahun, anak-anak menyukai dongeng petualangan fantastis rasional (sage), seperti: Persahabatan si Pintar dan si Pikun, Karni Juara menyanyi dan sebagainya.



Ada suatu ungkapan ”Seorang  Guru yang tidak bisa bercerita, ibarat orang yang hidup tanpa kepala”. Betapa tidak, bagi para pengasuh anak-anak (guru, tutor) keahlian bercerita merupakan salah satu kemampuan yang wajib dikuasai.




Artikel Terkait

Makalah Materi Cerita Pada Anak atau Siswa
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email