Cara Mendidik Siswa Agar Sopan Terhadap Orang Tua dan Guru
Sopan-santun, yang kerap disebut good manner oleh para ahli pendidikan, adalah adab atau etika yang kita pelihara ketika tengah bersama-sama orang lain. Berhubung pada setiap interaksi dengan masyarakat, di mana pun juga, selalu ada semacam aturan-aturan yang tidak tertulis – semisal bagaimana menyapa orang yang lebih tua, memanggil anak buah, menelepon seseorang, meminta tolong, makan di meja makan, dan lain-lain – jelaslah bahwa sopan-santun adalah modal manusia bergaul.
Kesopanan bersikap dan berperilaku merupakan tuntutan universal – dimanapun, kapanpun. Namun, segala aturan tidak tertulis yang berkenaan dengan interaksi di tengah masyarakat yang kadangkala disebut etika ini adapula yang bersifat amat khas dan ditentukan oleh nilai-nilai masyarakat setempat.
Norma dan budaya setempatlah yang paling berpengaruh mengisi “standar” etiket ini. Dan masyarakat muslim memiliki standar khas dalam beretika, yang terangkum dalam konsep akhlaqul karimah, yang bersumber dari Quran dan hadits.
Contoh nyata akhlaqul karimah umat Islam terpola dalam perilaku Rasulullah saw sebagai panutan umat (qudwah hasanah) semisal memberi salam pada orang lain terlebih dahulu, menutupdengan tangan saat menguap, tidak mengintip atau melongok-longok ke pintu dan jendela saat bertamu, mengucapkan alhamdulillah saat bersin, dan lain-lain.
Hidup dalam bingkai akhlakul karimah adalah tuntutan agama. Begitu pula menghormati orang lain. Dan karena melaksanakan etiket adalah sebuah upaya penghormatan kepada orang lain, maka bila suatu etiket tidak bertentangan dengan nilai Islam atau akhlak Islam, umat Islam sudah sepatutnya menghormati dan menjalani etiket tersebut.
Permisi, maaf, tolong dan terima kasih
Permisi, maaf, tolong dan terima kasih adalah empat kata dasar kesopansantunan sehari-hari. Namun, jangan hanya menuntut anak menggunakan empat kata tersebut, sementara orangtua sendiri jarang mencontohkannya. Misalnya, saat meminta pertolongan mengambilkan minum, jangan katakan “Air putih Ayah, yang di meja makan, bawa ke sini dong.”Ups, hati-hati. Seharusnya Ayah menyatakan “tolong” kepada anak, misalnya “Hilmi, ayah minta tolong ya, gelas air putih ayah yang di meja makan bawa ke sini karena Adek masih mau dibacakan buku sama Ayah.” Setelah anak membawakan gelas itu, jangan lupa ucapkan, “Terima kasih ya.”Semakin dini kebiasaan itu diajarkan kepada anak, hasilnya akan semakin baik. Di usia balita pun anak sudah dapat diajarkan meminta izin jika ingin meminjam barang orang lain, meminta maaf ketika melakukan kesalahan, mengucapkan terima kasih setiap kali memperoleh pemberian atau bantuan dan minta tolong jika ingin mendapat bantuan.
Pada usia kelas 1-3 SD, dimana mereka mulai memiliki teman dan kecenderungan pada teman sebaya, maka sikap bisa memahami orang lainlah yang perlu dilatih. Misalnya, saat temannya sedang sedih, ekspresi seperti apa yang harus diucapkan. Kalau ada temannya yang jatuh, apa yang harus dilakukan. Karena kebanyakan anak, kata Anita, bisa jadi akibat kurangnya pembiasaan adab bergaul, bukannya menolong malah menertawakan.
Cara Mendidik Siswa Agar Sopan Terhadap Guru
4/
5
Oleh
INFORMASI PENDIDIKAN