Senin, 30 Mei 2016

Pendaftaran CPNS Tahun 2016 Dibuka Bulan Juli Ini

Pendaftaran CPNS Tahun 2016 Dibuka Bulan Juli Ini
Pemerintah akan mulai membuka pendaftaran penerimaan CPNS 2016 pada Juli ini.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) berencana membuka pendaftaran rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Juli 2016. Hal ini dikatakan Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi di Jakarta.

"Juli biasanya pengumumannya (pendaftaran CPNS), lalu setelah Lebaran sekitar Agustus proses rekrutmen (seleksi), dan akhir tahun di Oktober atau November sudah ada penerimaan (CPNS)," kata Yuddy yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari liputan6.com (30/05/16).

Proses pendaftaran maupun ujian CPNS 2016 baru akan dilaksanakan setelah pemerintah menghitung formasi kebutuhan CPNS dari seluruh instansi. Yuddy mengatakan Kementerian PANRB saat ini belum dapat membocorkan jumlah lowongan CPNS yang dibuka di masing-masing instansi pemerintahan.

"Kalau sudah dihitung formasi yang benar-benar dibutuhkan, seperti ahli pengairan, tata kota, ahli hukum, ahli otonomi daerah, dan lainnya di masing-masing instansi, baru dilakukan proses rekrutmen. Yang sudah fix adalah untuk tenaga kesehatan," jelas Yuddy.


Formasi kebutuhan PNS yang disodorkan mencapai 150 ribu orang. Namun, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hanya menyanggupi 81 ribu orang untuk jatah penerimaan CPNS 2016. Tidak dipenuhi semua itu karena alasan moratorium, keterbatasan anggaran, dan hanya untuk program prioritas Nawa Cita.

"PNS yang pensiun tahun ini total 120 ribu orang. Kemudian kebutuhan dari seluruh instansi mencapai 150 ribu orang. Tapi maksimum yang disetujui Kemenkeu untuk penerimaan PNS 81 ribu orang," kata Yuddy. 

Dibuka Lowongan CPNS 3.000 Guru, 2.000 dari Honorer

Dibuka Lowongan CPNS 3.000 Guru, 2.000 dari Honorer
Penerimaan CPNS guru mencapai 3.000 orang, serta pengangkatan guru honorer menjadi PNS sekitar 2.000 orang.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) ‎membuka lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di 2016. Untuk penerimaan CPNS guru yang menyandang gelar sarjana dan berada di pulau-pulau terluar dan tertinggal (garis depan), kebutuhannya mencapai 3.000 orang. Permintaan ini diajukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ‎Anies Baswedan. ‎


Saat ini pemerintah masih mendata daerah-daerah di pelosok, pulau-pulau terluar, dan terdepan yang masih kekurangan guru. Sebab, data Kemendikbud menunjukkan terjadi surplus guru lebih dari 125 ribu guru. Sehingga dinilai sayang karena distribusi yang tidak merata mengakibatkan kekosongan guru di beberapa daerah di Indonesia.

"Belum lagi guru honorer yang telah memenuhi persyaratan administratif perundangan, yang saat ini berada di daerah terdepan dan terluar. Sebanyak 2.000 guru honorer akan diproses CPNS-nya melalui formasi khusus‎ yang diafirmasi. Tidak ada yang otomatis, semua harus lewat tes," kata Menteri PAN RB Yuddy Chrisnandi‎ yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari Liputan6.com (29/05/16).

Formasi kebutuhan PNS yang disodorkan kementerian/lembaga mencapai 150 ribu orang. Namun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hanya menyanggupi 81 ribu orang untuk jatah penerimaan CPNS 2016 karena berbagai alasan. Jatah paling banyak untuk perekrutan CPNS tenaga kesehatan sebanyak ‎43 ribu kursi.

"PNS yang pensiun tahun ini total 120 ribu orang. Kemudian kebutuhan dari seluruh instansi mencapai 150 ribu orang. Tapi maksimum yang disetujui dari Kemenkeu penerimaan PNS 81 ribu orang, jadi tidak dipenuhi semua karena alasan moratorium, keterbatasan anggaran, dan hanya untuk program prioritas Nawa Cita," kata Yuddy. 

Mulai Tahun Ini PNS Akan Terima Uang Makan

Mulai Tahun Ini PNS Akan Terima Uang Makan
Kabar gembira untuk PNS, sesuai PMK NO.72/PMK.05/2016 mulai tahun 2016 PNS akan menerima uang makan.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Pegawai Negeri Sipil (PNS) mulai tahun 2016 ini akan mendapatkan uang makan. Ini setelah diterbitkan Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 72 /PMK.05/2016 Tentang Uang Makan Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara.

Berdasarkan pasal 2 (1) PMK Nomor 72 /PMK.05/2016 dinyatakan bahwa uang makan akan diberikan kepada pegawai ASN (PNS dan PPPK) berdasarkan daftar hadir pegawai ASN pada hari kerja dalam satu bulan.

Namun, uang makan ini tidak akan diberikan kepada Pegawai ASN yang tidak hadir kerja, melaksanakan perjalanan dinas, cuti, tugas belajar, dan diperbantukan atau dipekerjakan di luar instansi pemerintah. 

Cara pembayaran uang makan diatur dalam Pasal 5 (1) ) PMK Nomor 72 /PMK.05/2016. Menurut Peraturan Menteri Keuangan ini, uang makan dibayarkan setiap 1 (satu) bulan yang pembayarannya akan dilaksanakan pada awal bulan berikutnya.

Baca juga: Jadwal Pembayaran Gaji PNS ke-13 dan ke-14

Kabar gembira ini melengkapi kesejahteraan PNS setelah tahun ini akan menerima gaji ke-13 dan ke-14 dalam bentuk THR. Dengan ini, diharapkan bisa sebagai pelecut kinerja dan meningkatkan integritas kepegawaian.

Dokumen Peraturan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor 72 /PMK.05/2016 Tentang Uang Makan Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara dapat didownload di sini.

MOS yang Mendidik

MOS yang Mendidik

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | MOS (Masa Orientasi Sekolah) atau untuk lingkungan kampus dikenal dengan istilah OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), sumber lain menyebut MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (Wikipedia). Ada juga yang menyebut MOSB atau MOPD merupakan kegiatan yang biasa dilakukan ketika memasuki tahun ajaran baru. Dimana para siswa mulai mendaftarkan diri pada jenjang sekolah selanjutnya, seperti SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Program sekolah non struktural ini dilaksanakan oleh organisasi siswa di sekolah (OSIS) atau mahasiswa di kampus. Lingkungan sekolah siswa yang lama telah ditinggalkan dan mereka berganti dengan lingkungan sekolah yang baru dengan penghuni dan budaya baru. Oleh karena itu, siswa perlu orientasi. Dengan orientasi tersebut, siswa akan siap menghadapi lingkungan dan budaya baru di sekolah yang mungkin berbeda jauh dengan sebelumnya.


Kian tinggi jenjang lembaga pendidikan, kian berat tuntutan yang harus dipenuhi oleh siswa. Daya saing lingkungan baru tersebut relatif lebih ketat dibandingkan dengan lingkungan sebelumnya. Orientasi siswa baru diharapkan dapat mengantarkan siswa pada suasana baru yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan demikian, siswa akan menyadari bahwa lingkungan baru di mana dia akan memasukinya, membutuhkan pikiran, tenaga, dan waktu yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya.

Yang dimaksud dengan orientasi adalah perkenalan. Perkenalan ini meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan siswa senior di sekolah.

Tujuan orientasi siswa baru tergambar sebagai berikut:
1. Agar siswa mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.
2. Agar siswa mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya maupun lingkungan sosialnya.
3. Pengenalan lingkungan sekolah sangat penting bagi siswa dalam hubungannya dengan:
a. Pemanfaatan semaksimal mungkin layanan yang diberikan oleh sekolah.
b. Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal.
c. Menyiapkan siswa secara fisik, mental, dan emosional agar siap menghadapi lingkungan baru sekolah.

Sedang fungsi orientasi siswa baru adalah:

Bagi siswa sendiri, orientasi siswa baru berfungsi sebagai:
a. Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya.
b. Wahana untuk mengenal bagaimana lingkungan barunya serta siapa dan apa saja yang ada di sana sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap.

Bagi personalia sekolah dan lembaga kependidikan, dengan mengetahui siapa siswa barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan.
Bagi para siswa senior, dengan adanya orientasi siswa baru, akan mengetahui lebih dalam mengenai siswa penerusnya di sekolah tersebut. Hal ini sangat penting terutama berkaitan dengan estafet kepemimpinan organisasi siswa di sekolah tersebut.

Orientasi siswa baru dilaksanakan pada awal tahun ajaran sebelum siswa menerima pelajaran. Acara orientasi biasanya diisi dengan kegiatan:

1. Perkenalan dengan guru dan staf sekolah lainnya.
2. Perkenalan dengan siswa lama.
3. Perkenalan dengan pengurus OSIS.
4. Penjelasan tentang tata tertib sekolah.
5. Penjelasan program-program sekolah.
6. Penjelasan dan peninjauan fasilitas yang ada di sekolah.

Kegiatan orientasi siswa baru dilaksanakan agar siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah barunya secara cepat. Kenyataannya sekarang kegiatan ini sudah salah kaprah dan keluar jalur yang seharusnya. Kalau dulu kegiatan orientasi relatif lebih sederhana, seperti melakukan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah, para calon siswa wajib membawa alat kebersihan sendiri sesuai yang diinstruksikan, beberapa game simple (out door) yang ruang lingkupnya masih sekitar lingkungan sekolah. Sekarang kegiatan yang identik dengan perploncoan dan menjadi ajang balas dendam ini mulai semakin berkembang kearah yang lebih unik tetapi cenderung aneh. MOS yang tidak berkualitas dan tidak edukatif.

Saya pernah dimintai bantuan oleh teman saya yang anaknya sedang menjalani program MOS. Dia menanyakan berbagai istilah makanan dan singkatan yang saya sendiri tidak tahu dan tidak mengerti. Terakhir saya ketahui ternyata istilah-istilah itu memang materi MOS yang banyak digunakan oleh panitia kegiatan, dalam hal ini siswa senior. Misalnya mencari atau membawa berbagai jenis makanan/minuman dengan istilah-istilah tertentu atau menebak benda/sesuatu yang dari sudut pendidikan sama sekali tidak ada maknanya. Contoh ; makanan argentina (tango), biscuit ade rai (biskuat), ikan masuk angin (ikan kembung), buah upacara (apel) dan banyak lagi istilah-istilah lain yang aneh yang bagi panitia MOS bersifat seru-seruan tapi bagi peserta MOS menjadi tugas yang bikin stress. Karena kalau mereka tidak bisa mencari/membawa atau menebak mereka akan mendapatkan hukuman yang hukuman inipun juga sering tidak masuk akal, tidak sepadan dengan kesalahan dan tidak mendidik.

Kalau kita lihat di televisi beberapa waktu lalu . Betapa dunia pendidikan memprihatinkan dengan berbagai kekerasan yang dilakukan oleh senior kepada juniornyaada pada masa orientasi ini. Mulai dari kekerasan fisik (bully) seperti dipukul, ditendang, diinjak, atau dilukai dan lain sebagainya sampai kekerasan psikis seperti kata-kata kasar, mengejek , menghina dan merendahkan menjadi sesuatu yang dianggap wajar dilakukan oleh senior. Tidak ada Respect each other (rasa saling menghargai), Padahal ini sama sekali bertolak belakang dengan hakikat, tujuan dan fungsi MOS atau OSPEK itu sendiri. Bratadharma 2013 dalam Wikipedia, ensiklopedis bebas)* menyatakan bahwa OSPEK adalah pintu untuk memperoleh ilmu dan Wikipedia April 2014 menulis bahwa rangkaian OSPEK merupakan awal pembentukan watak bagi manusia baru. Kalau dimaknai apabila awalnya saja sudah tidak bernilai mendidik, maka sangat mungkin kegiatan yang dilakukan tidak berdampak pada pembentukan pribadi yang terdidik pula.

Materi yang akan dijadikan bahan pelaksanaan pada masa MOS semestinya disampaikan terlebih dahulu kepada Guru/Pengajar atau Kepala Sekolah untuk disaring mana materi yang layak untuk dijadikan bahan dalam kegiatan dan mana yang tidak. Kalau kegiatan ini dilakukan melalui tahapan penyampaian proposal, maka ada baiknya materi dilampirkan sebagai bahan untuk dipelajari dan diketahui oleh penanggung jawab keseluruhan kegiatan. Mungkin bagi sebagian orang ini dianggap berlebihan. Dengan alasan bahwa panitia pelaksana adalah siswa/mahasiswa senior yang dianggap telah mandiri tanpa harus diajari. Ini pendapat yang sama sekali keliru. Jangan lupa bagaimanapun seniornya mereka tetaplah sebagai peserta didik dalam sebuah lembaga yang masih memerlukan bimbingan dan arahan dari orang dewasa lainnya dalam hal ini guru/Kepala Sekolah.

Pertanyaannya sekarang dimana Kepala Sekolah atau Pimpinan Lembaga? Adakah selama ini kegiatan yang didominasi oleh organisasi sekolah atau Mahasiswa ini telah diawasi dengan sungguh-sungguh oleh para Guru atau Pengajar ? Karena apapun alasannya mereka adalah orang yang bertanggungjawab atas keseluruhan program kegiatan pada satuan pendidikan. Kegiatan seperti ini tidak bisa diserahkan secara mutlak kepada para siswa, dalam hal ini organisasi kesiswaan. Mereka masih berstatus peserta didik yang wajib mendapatkan briffing, bimbingan dari para guru termasuk Kepala Sekolah. Mereka harus diberikan pemahaman tentang ruang lingkup program kegiatan yang akan dilaksanakan, agar tidak keluar dari tujuan yang telah ditetapkan dan MOS yang dilaksanakan bernilai mendidik para juniornya. Sehingga menjadi MOS berkualitas dan bernilai edukasi tinggi.

Lingkungan sekolah siswa yang lama telah ditinggalkan dan mereka berganti dengan lingkungan sekolah yang baru dengan penghuni dan budaya baru. Oleh karena itu, siswa perlu orientasi. Dengan orientasi tersebut, siswa akan siap menghadapi lingkungan dan budaya baru di sekolah yang mungkin berbeda jauh dengan sebelumnya. Kian tinggi jenjang lembaga pendidikan, kian berat tuntutan yang harus dipenuhi oleh siswa. Daya saing lingkungan baru tersebut relatif lebih ketat dibandingkan dengan lingkungan sebelumnya. Orientasi siswa baru diharapkan dapat mengantarkan siswa pada suasana baru yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan demikian, siswa akan menyadari bahwa lingkungan baru di mana dia akan memasukinya, membutuhkan pikiran, tenaga, dan waktu yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya.

Yang dimaksud dengan orientasi adalah perkenalan. Perkenalan ini meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan siswa senior di sekolah.

Ada baiknya kita bercermin pada sekolah-sekolah yang melaksanakan kegiatan MOS dengan melihat aspek kebutuhan peserta didik. Misalnya ada sekolah yang memprogramkan kegiatan ESQ (Emosional Spiritual Question). Kalau kita cermati bukankah kegiatan ini sangat baik untuk menanamkan akhlak atau budipekerti mulia pada jiwa peserta didik. Mereka adalah calon generasi yang diharapkan tidak saja cerdas dari segi pengetahuan tetapi juga cerdas perilaku/akhlak dan spiritualnya. Bukankah ini tujuan pendidikan yang diharapkan oleh bangsa Indonesia. Ada lagi sekolah yang dalam masa orientasinya mengenalkan berbagai sarana/media pembelajaran di sekolah dimana mereka akan dididik oleh para guru. Para siswa boleh belajar atau mencoba menggunakan alat-alat tersebut selama masa orientasi. Tentu saja dibawah bimbingan senior mereka dan pengawasan para guru.Bukankah kegiatan seperti ini lebih bermakna dan mendidik? Kalaupun ada kegiatan game ringan hendaknya lebih bernilai pendidikan bukan sekedar game seru-seruan oleh senior.

Dalam hal pemberian hukuman (punishman) juga perlu dipertimbangkan jenis hukuman yang diberikan sekali lagi harusnya mendidik . Kekerasan (bully) baik secara fisik atau psikis tidaklah dibenarkan juga bertentangan dengan harkat dan martabat sebagai manusia yang harusnya dihormati dan dijunjung tinggi. Sekali lagi harus ada pengawasan dari para guru atau pengajar di sekolah.

Banyak kalangan ahli yang sudah mulai dengan serius mempertanyakan perlu tidaknya MOS tetap diberlakukan di sekolah-sekolah. Bahkan beberapa diantaranya meminta agar kegiatan ini dihentikan/dihapuskan. Karena banyaknya peristiwa kekerasan dan pola-pola kegiatan yang tidak bernilai mendidik. Tetapi di satu sisi program ini juga diperlukan untuk mengenalkan lingkungan sekolah yang mereka setiap hari akan menuntut ilmu di sana.

Akhirnya kekerasan apapun bentuknya sesungguhnya telah merendahkan harkat dan martabat kemanusiaan yang dalam undang-undang harus dijunjung tinggi dan dilindungi. 

*) Ditulis dan dikirim ke  oleh Raihanah. Kepala SDN Tajau Landung 2 Kab. Banjar. Kal-sel. 

Kamis, 26 Mei 2016

544 Guru Terbaik Bersaing Lagi di Ajang Nasional

544 Guru Terbaik Bersaing Lagi di Ajang Nasional

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Sebanyak 544 guru dan tenaga kependidikan terbaik berpartisipasi di ajang penghargaan bergengsi di GTK jenjang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (GTK Paud dan Dikmas) tingkat nasional. Para guru dari 34 provinsi itu mengikuti 16 jenis lomba perorangan, dan dua kelompok yang digelar pada ajang nasional.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud) Sumarna Surapranata mengatakan, guru terbaik yang hadir  bukan sekadar ingin menang apresiasi.

“Tapi lebih ingin merajut benang NKRI melalui tampilan keberagaman parade kultur dan kesenian Indonesia,” ujar  Pranata yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip pada Selasa (24/5). 


Lomba perorangan itu meliputi lomba guru kelompok bermain (KB) atau Taman Penitipan Anak (TPA) atau Satuan Paud Sejenis (SPS), pengelola KB atau TPS  atau SPS, instruktur kursus tata busana, instruktur kursus kecantikan rambut, kursus tata rias pengantin, dan  kursus komputer.

Selain itu, ada lomba pengelola Taman Bacaan Masyarakat, pengelola Pusat Kegiatan Belajar Mengajar, pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan, pamong belajar, penilik, kepala sanggar kegiatan belajar, tutor pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan C), dan tutor pendidikan keaksaraan. 

Sedangkan, lomba kelompok terdiri dari lomba senam poco poco nusantara, dan paduan suara. Masing-masing kelompok per provinsi  mengirim  perwakilan maksimal 16 orang

Menurut Pranata, guru harus berada di ujung tombak karena mengajar di bidang formal dan informal. Keberagaman kultur pada pawai pembukaan apresiasi, kata Pranata, wujud dari keberagamaan Indonesia. Untuk itu, apresiasi ini juga sebagai cara untuk merajut NKRI melalui keberagaman yang dimiliki. 

"Para juara apresiasi akan berkesempatan untuk beraudiensi dengan presiden, dan mengikuti simposium guru berprestasi di Jakarta," pungkas Pranata, 

Sekolah Pelit Memberikan Penghargaan Pada Anak

Sekolah Pelit Memberikan Penghargaan Pada Anak
Sekolah harus membangun interaksi dengan para orang tua, begitu juga dengan orang tua jangan hanya melepas begitu saja pada sekolah

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Selama ini sekolah pelit dalam memberi penghargaan pada anak. Ini dikatakan Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemedikbud Sukiman. Menurutnya, sekolah hanya berinteraksi dengan para orang tua ketika kenaikan kelas atau pembagian rapor. Selain itu, nyaris sama sekali tidak terjadi interaksi.

"Selama ini sekolah pelit dalam memberikan penghargaan pada anak. Misalnya anak terpilih sebagai ketua kelas, seharusnya guru mengirimkan pesan singkat atau SMS pada orang tua yang berisi ucapan selamat pada orang tua tersebut," kata Sukiman yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari Republika (26/05/2016).

Dia juga mengatakan ketika anak mendapatkan nilai bagus di sekolah, guru juga hendaknya mengabari orang tua anak tersebut mengenai pencapaiannya. Misalnya ucapan selamat, anak ibu terpilih secara aklamasi sebagai ketua kelas ataupun selamat anak ibu mendapatkan nilai 100.


Perlu ada perubahan terhadap hal tersebut. Sekolah harus membangun interaksi dengan para orang tua, begitu juga dengan orang tua jangan hanya melepas begitu saja pada sekolah. Orang tua juga harus terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak mereka di sekolah.

Saat ini hampir semua urusan sekolah diselesaikan pihak ibu. Idealnya sebagai keluarga, baik ibu dan ayah harus berbagi peran. Kedua orangtua juga harus lebih aktif dalam mencari tahu tentang sekolah anaknya, bukan sekadar hasil rapor.

"Orang tua jangan sekadar mengantar anak ke sekolah, tetapi perlu ada diskusi dengan guru," kata Sukiman. 

Rabu, 25 Mei 2016

Guru yang Profesional dan Keren Itu Seperti Ini

Guru yang Profesional dan Keren Itu Seperti Ini
Guru yang mengerti dunia anak, bahkan paham akan psikologi siswanya. Itulah sosok guru yang sukses, profesional dan keren.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Guru yang keren itu adalah guru yang memahami psikologi anak didiknya. Itu dikemukanan pakar pendidikan anak Seto Mulyadi ketika menjadi pembicara dalam Seminar "Peran Profesionalisme Guru dalam Menjawab Pendidikan Menuju Generasi Emas" di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

"Guru yang diimpikan siswanya itu adalah guru yang memperhatikan dan mengerti dunia anak-anak yang dididik, bahkan paham akan psikologi siswanya. Itulah sosok guru yang sukses, profesional dan keren," kata Kak Seto yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari Republika (25/05/16).

Kak Seto yang di masa lalu populer dengan yang disukai anak-anak ini mengatakan anak bukanlah orang dewasa ukuran mini, dunia mereka adalah dunia bermain. Anak, selain bertumbuh secara fisik ia juga berkembang secara psikologis, ia kreatif dan suka meniru.


Dunia anak adalah dunia bermain, oleh sebab itu menurut dia, cara mendidik anak haruslah dengan cara bermain. Bukan dengan cara kekerasan seperti membentak atau meninggikan suara, bahkan marah-marah kepada siswa.

Dalam kaitan ini, Kak Seto menjelaskan lima ciri utama mendidik anak dengan cara bermain, yaitu sebagai berikut:

1. Bermain didorong oleh motivasi dari diri sendiri, sehingga apa akan dilakukan anak memang betul-betul memuaskan dirinya, bukan karena iming-iming hadiah atau karena diperintah orang lain.

2. Bermain dipilih secara benar sesuai keinginan anak. 

3. Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan. 

4. Bermain tidak selalu harus menggambarkan hal yang sebenarnya.

5. Bermain senantiasa melibatkan peran serta aktif anak, baik secara fisik, psikologis maupun keduanya sekaligus.

Untuk bisa mendidik anak dengan bermain, seorang guru harus juga menjadi seorang pendongeng, penyanyi, bahkan pesulap. Selain memahami psikologi anak yang suka bermain, juga ditekankan pentingnya melatih dan mengembangkan kemampuan anak.

"Sebagai seorang pendidik yang baik pun, kita juga perlu serius melatih dan mengembangkan berbagai kemampuan seperti sikap rendah hati, ramah, sopan santun, kedisiplinan, juga kemampuan berbicara secara jelas, tegas, lancar, menarik, menyanyi, bergerak lincah dan gesit, serta yang paling penting adalah kreatif," jelas Kak Seto. 

Selasa, 24 Mei 2016

Peran Guru di Luar Sekolah

Peran Guru di Luar Sekolah
Peran guru di luar sekolah untuk dapat juga memantau anak, janganlah beranggapan tugas guru hanya di dalam sekolah saja.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Guru mengatakan “ itu bukan tugas kami lagi, kalau di luar sekolah sudah menjadi tugas orang tua”. Peran guru diharapkan bukanlah hanya sebatas di sekolah saja, tetapi juga harus mampu sampai di lingkungan luar, mengapa hal itu harus dilakukan?.

Memang berat kita sebagai guru melaksanakan tugas itu, begitu banyak tugas yang dilakukan di sekolah ditambah lagi peduli dengan anak di luar sekolah. Jika kita mampu berkaca pada masa kecil, kita dapat melihat begitu takutnya kita dengan guru kita jika bertemu di luar sekolah, hal ini disebabkan guru kita pada zaman dahulu langsung menegur dan bertanya apa yang kita lakukan. Sekarang zaman sudah berubah, anak tidak segan lagi bertemu dengan guru, dan guru massa bodoh dengan perbuatan anak di luar, sehingga janganlah heran jika anak bertingkah di sekolah.


Mengapa hal ini dapat terjadi, apakah tugas kita guru hanya mengajar dan bukan mendidik. Apakah yang kita didik di sekolah sudah cukup mewakili sampai di luar sekolah. Jawabannya sebenarnya tidak, didikan yang kita ajarkan di sekolah kadangkala tidak sampai di rumah, hal ini disebabkan kebiasaan yang ada di rumah berbeda dengan apa yang di dapatkan sekolah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan prilaku terhadap anak.

Hal inilah merupakan salah satu faktor guru harus peduli dengan anak di luar sekolah, karena anak merasa butuh kepedulian orang dewasa terutama guru. Jika kita lihat begitu banyak anak yang mempunyai orang tua, tapi dalam pelaksanaanya orang tua tidak peduli dengan anak, sehingga anak mencari pelarian. Di sinilah timbulnya awal permasalahan anak mencari sendiri tanpa ada bimbingan, anak berkumpul tanpa ada pengawasan dari orang tua, anak keluar dari rumah tanpa ada alasan yang jelas, dan yang paling memperparah keadaan, orang tua apabila anak belum bisa melakukan ini atau itu tidak dianggap tidak trend, sehingga anak belum usianya sudah mampu melakukan. Banyak hal lain lagi permasalahan anak yang lepas dari pantauan orang tua yang sibuk, sehingga anak dengan bebasnya berbuat.

Di sinilah diharapkan peran guru di luar sekolah untuk dapat juga memantau anak, janganlah beranggapan tugas guru hanya di dalam sekolah saja. Jika di luar sekolah itu sudah menjadi tanggung jawab orang tua.

Selamat memajukan anak bangsa, semoga mereka menjadi pengganti yang lebih baik daripada kita.

*) Ditulis dan dikirim ke SekolahDasar.Net oleh Yasrizal. Guru SDN 002 Nongsa Kota Batam 

Senin, 23 Mei 2016

Usia Ideal Anak Untuk Masuk SD Tujuh Tahun

Usia Ideal Anak Untuk Masuk SD Tujuh Tahun

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Usia ideal anak untuk masuk Sekolah Dasar (SD) yaitu tujuh tahun. Pada masa itu anak dinilai sudah siap secara fisik dan psikologis. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sumatra Selatan, Widodo.

"Sebenarnya usia ideal masuk SD adalah tujuh tahun, beberapa negara di ASEAN dan Eropa juga menerapkan hal itu atas pertimbangan kesiapan psikologis anak," kata Widodo yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari Republika (23/05/16).


Namun, dia mengatakan Indonesia memiliki kebijakan bahwa usia lima tahun delapan bulan sudah bisa. Ketentuan usia minimal lima tahun delapan bulan ini bukan berlaku mutlak, tapi harus disesuaikan dengan kuota sekolah bersangkutan. 

Hal ini terkait dengan ketentuan pemerintah yang mengharuskan untuk mendahulukan anak usia enam tahun ke atas. Dia mencontohkan, jika kuota 10 tapi yang daftar baru 8 anak, tentunya boleh saja menerima anak usia lima tahun delapan bulan.

Para orangtua diharapkan dapat memahami keadaan ini mengingat terdapat keterbatasan jumlah sekolah di beberapa tempat. Namun, jika ketentuan ini tidak berlaku dengan baik, maka diharapkan masyarakat untuk melapor ke dinas setempat.

"Jika ada anak usia enam tahun ke atas tidak diterima, sedangkan ada anak usia yang dibawahnya justru diterima, maka laporkan saja," kata Widodo. 

Bukan Ijazah TK, Usia Syarat Utama Masuk SD/MI

Bukan Ijazah TK, Usia Syarat Utama Masuk SD/MI
Pokoknya anak yang usianya sudah tujuh tahun harus diutamakan terlebih dahulu dan mereka tidak dites.

INFORMASIPENDIDIKAN DAN GURU | Ijazah Taman Kanak-kanak (TK) bukan menjadi persyaratan wajib bagi calon siswa baru yang akan melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Tidak ada syarat khusus untuk masuk SD kecuali hanya diseleksi berdasarkan usia saja.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pangkalpinang Edison Taher mengatakan yang terpenting untuk masuk SD adalah telah berusia enam sampai tujuh tahun dengan melampirkan akta kelahiran.

"Pokoknya anak yang usianya sudah tujuh tahun harus diutamakan terlebih dahulu dan mereka tidak dites. Tetapi berbeda dengan sekolah inklusi," kata Edison yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari Tribunnews (17/06/15).

Sesuai dengan usianya, masuk SD diutamakan bagi siswa yang sudah berusia tujuh tahun keatas. Jika sudah terakomodir baru menerima siswa yang usianya tahun. 


Bagi siswa yang usianya di bawah enam tahun harus ada tes psikologi dari psikolog profesional. Hasil tes tersebut akan menjadi pertimbangan untuk masuk SD, apakah sudah mampu atau belum untuk mengikuti pelajaran di SD. 

Juknis Penyaluran TPG dan Tambahan Penghasilan Bagi Guru

Juknis Penyaluran TPG dan Tambahan Penghasilan Bagi Guru

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU |Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud) Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah telah diterbitkan.


Permendikbud Nomor 17 Tahun 2016 ini diterbitkan bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah daerah dalam penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan bagi guru pegawai negeri sipil daerah.


Sasaran penerima tunjangan profesi yaitu guru pegawai negeri sipil daerah yang telah memiliki sertifikat pendidik dan nomor registrasi guru, memenuhi beban kerja, dan melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional.

Sedangkan sasaran tambahan penghasilan yaitu guru yang belum bersertifikat pendidik, telah memenuhi beban kerja, serta melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan pada tanggal 3 Mei 2016.

Selengkapnya Permendikbud Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah dapat didownload di sini. 

Bukan Prestasi, Inilah Yang Membuat Anak Sukses

Bukan Prestasi, Inilah Yang Membuat Anak Sukses
Penentu sukses adalah komunikasi, kejujuran, dan kerja sama. Sedangkan indeks prestasi berada di nomor urut 17 dari 20 indikator utama.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Banyak yang salah persepsi dalam mengukur kesuksesan anak. Indikator utama yang diukur adalah indeks prestasi. Menurut Psikolog Fery Farhati Anies Baswedan, sedangkan kejujuran berada di nomor urut belakang.

"Kegagalan dalam pengasuhan anak terjadi karena orang tua belum tahu bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak yang baik serta benar," kata Fery yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari JPNN (22/05/16).


Untuk membentuk karakter anak dalam suatu keluarga dimulai dari pengenalan, kemudian dibiasakan. Itu dilatih agar konsisten sehingga menjadi kebiasaan, karakter, dan budaya anak.

"‎Ini dilakukan sejak anak berusia dini. Kalau sedari kecil dibiasakan jujur, sampai dewasa menjadi budaya dia," kata Fery.

Menurutnya, kebiasaan jujur yang ditanamkan orang tua sejak dini akan membuat anak tidak berani berbohong. Budaya inilah yang akan dikembalikan dalam pengembangan karakter anak.

Hasil survei National Association of Colleges and Employers USA, menyebutkan di mana penentu sukses adalah komunikasi, kejujuran, dan kerja sama. Sedangkan indeks prestasi berada di nomor urut 17 dari 20 indikator utama.

"Orang tua di Indonesia selalu mengukur prestasi anak dari nilai indeks prestasi‎. Padahal itu di urutan belakang. Sedangkan di tiga urutan teratas adalah komunikasi, kejujuran, dan kerja sama," kata Fery. 

Sabtu, 21 Mei 2016

Penting! 3 Hal Ini Yang Bikin Anak Sukses

Penting! 3 Hal Ini Yang Bikin Anak Sukses
Foto : ilustrasi 

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU |  Psikolog Ferry Farhati Anies Baswedan mengungkapkan, banyak yang salah persepsi dalam mengukur kesuksesan anak. Indikator utama yang diukur adalah indeks prestasi. Sedangkan kejujuran berada di nomor urut belakang.

"Kegagalan dalam pengasuhan anak terjadi karena orang tua belum tahu bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak yang baik serta benar," kata Fery selaku ‎pembina komunitas rumah pencerah dalam seminar yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan Kemendikbud di Palembang, yang mi-penanggalan.blogspot.co.id Selasa (17/5). 


‎Dia menyebutkan, untuk membentuk karakter anak dalam suatu keluarga dimulai dari pengenalan, kemudian dibiasakan. Itu dilatih agar konsisten sehingga menjadi kebiasaan, karakter, dan budaya anak.

"‎Ini dilakukan sejak anak berusia dini. Kalau sedari kecil dibiasakan jujur, sampai dewasa menjadi budaya dia," ujarnya.

Fery mengisahkan masa kecilnya saat menginjak lantai keramik yang belum kering. Alhasil keramiknya pecah dan sempat ditanyakan ayahnya.

"Karena takut dimarahi, saya bilang tidak tahu. Hari pertama bohong saya tidak berani keluar‎, hari kedua bohong badan saya panas dingin. Hari ketiga, saya langsung ngaku ke ayah dan ternyata ayah saya tidak marah, malah senang karena anaknya mau jujur," bebernya.

Dia menambahkan, kebiasaan jujur yang ditanamkan orang tua sejak dini akan membuat anak tidak berani berbohong. Budaya inilah yang akan dikembalikan dalam pengembangan karakter anak.

Fery lantas menyebutkan hasil survei National Association of Colleges and Employers USA, di mana penentu sukses adalah komunikasi, kejujuran, dan kerja sama. Sedangkan indeks prestasi berada di nomor urut 17 dari 20 indikator utama.

"Orang tua di Indonesia selalu mengukur prestasi anak dari nilai indeks prestasi‎. Padahal itu di urutan belakang. Sedangkan di tiga urutan teratas adalah komunikasi, kejujuran, dan kerja sama," tandasnya

Jumat, 20 Mei 2016

Di Jombang, Ketika Lansia Ikut Ujian Paket A untuk Sekolah Dasar

Di Jombang, Ketika Lansia Ikut Ujian Paket A untuk Sekolah Dasar
Para lansia tetap semangat mengerjakan ujian paket A

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Saat ini, usia bukan menjadi penghalang mengikuti ujian nasional tingkat SD. Di Jombang sejumlah warga lanjut usia (lansia) tetap mengikuti ujian nasional Paket A demi mendapatkan ijazah SD

Meski usianya tidak lagi muda, peserta yang berusia antara 45 tahun hingga 57 tahun tidak tampak merasa minder atau kecil hati. Sesuai jadwal, peserta yang berasal dari desa cukup jauh harus datang di Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam untuk mengikuti ujian Paket A. 


 Sesuai daftar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, sebanyak 14 peserta dijadwalkan ikut Ujian Nasional Paket  A yang berlokasi di gedung SD Carangwulung Satu, Wonosalam. Namun dari data ini hanya  12 orang yang hadir mengikuti ujian.

Peserta ujian yang rata-rata sudah tua ini harus membaca materi soal dengan jeli. Sayangnya, pada saat ujian berlangsung hujan turun. Akibatnya kondisi di dalam ruang kelas sedikit gelap, sehingga panitia terpaksa harus mencarikan lampu penerangan tambahan untuk peserta yang sudah tua agar tetap bisa membaca.

“Saya harus semangat karena ingin punya ijazah SD,” ujar Ali Sutikno, salah satu peserta Ali mengaku tidak punya ijazah SD karena dulu keluarganya tidak  mampu membiayainya untuk menyelesaikan sekolah. Ia terpaksa putus sekolah.

Sementara itu, Watini, Ketua Penyelenggara Unas Paket A Desa Carangwulung merasa bangga terhadap para peserta yang tetap punya semangat tinggi untuk belajar.

“Peserta tidak memiliki rasa minder ataupun malu dalam mencari ilmu,” ujar Watini yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari jpnn.com (20/5) 

Meski Ujian Paket A setingkat SD ini digelar di desa yang jauh dari pusat Kota Jombang, tapi pelaksanaannya tidak berbeda dengan ujian di kota. Pengawasannya tetap ketat dan tidak diberi toleransi untuk saling menyontek.

Ribuan Guru Terancam Kehilangan TPG, Ini Sebabnya

Ribuan Guru Terancam Kehilangan TPG, Ini Sebabnya
Guru terancam kehilangan hak tunjangan profesi karena tidak kunjung memperbarui datanya di Dapodik.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Ribuan guru terancam kehilangan hak tunjangan profesi guru (TPG) periode Januari-Juni 2016. Sebab, mereka tidak kunjung memperbarui data di aplikasi layanan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Pasalnya pembaruan dapodik terkait dengan pencairan tunjangan tersebut.

Kepala Bagian Program dan Penganggaran Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Tagor Alamsyah Harahap mengatakan banyak guru yang surat keputusan pencairan tunjangan (SKPT)-nya tidak bisa terbit. Pemicunya, mereka belum memperbarui datanya di Dapodik.

"Warning kami adalah pengisian dapodik paling lambat Mei 2016," kata Tagor yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari JPNN (19/05/16).

Sebaran guru yang belum update data paling banyak berada di pendidikan menengah (dikmen). Sebab, baru tahun ini guru-guru di dikmen terintegrasi dengan Dapodik. Sebelumnya mereka memiliki sistem pendataan sendiri di luar dapodik.


Tagor berharap seluruh guru yang belum memperbarui datanya segera melakukan perbaikan. Agar proses update data di layanan aplikasi Dapodik berjalan lancar, guru harus bekerja sama dengan petugas operator dapodik di setiap sekolah.

"Guru jangan menunggu didekati operator. Tetapi, harus proaktif mendekati para operator," kata Tagor.

Jumlah persis guru yang terancam kehilangan TPG periode Januari-Juni tahun 2016 mencapai 109.424 orang. TPG yang dicairkan setiap tiga bulan sekali ini diberikan bagi guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan Kemendikbud. 

Dapodik Terlambat Dikirim Guru Tak Dapat Tunjangan

Dapodik Terlambat Dikirim Guru Tak Dapat Tunjangan
Dapodik digunakan untuk penyaluran tunjangan guru, BOS, dan BSM.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Data Pokok Pendidikan (dapodik) di tahun pelajaran baru 2014/2015 mengeluarkan versi terbaru yaitu 3.0.0. Pemasukan dan pelengkapan data melalui aplikasi dapodik terbaru paling lambat dilakukan pada 20 September 2014. Jika terlambat melakukan pengiriman atau sinkronisasi data, guru tak dapat tunjangan. 

Kasubbag Data dan Informasi, Bagian Perencanaan dan Penganggaran, Sekretariat Ditjen Dikdas, Supriyatno, M.A mengatakan dengan pergantian tahun pelajaran menuntut pembaruan data di sistem dapodik terkait perubahan yang terjadi di tataran, sarana prasarana sekolah, peserta didik dan guru. 


Aplikasi dapodik terbaru ini menurut Supriyanto jauh lebih baik dibanding versi sebelumnya. Kini, validasi data berada di tingkat sekolah. Sehingga operator sekolah harus lebih hati-hati dalam memasukkan data. Sistem tak mengizinkan adanya kesalahan data yang dimasukkan oleh operator sekolah.

"Sejauh ini, kegagalan dan susah sinkronisasi tidak terjadi. Kalaupun terjadi karena terputusnya jaringan.” kata Supriyanto yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari laman situs Ditjen Dikdas (24/08/2014).

Selain digunakan untuk dasar pemberian tunjangan guru, Dapodik digunakan juga untuk berbagai program transaksi seperti penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan Bantuan Siswa Miskin (BSM). 

Supriyatno berharap operator sekolah segera melakukan pembaruan (up date) dan pelengkapan data. Jika terlambat melakukannya, guru di sekolah bersangkutan tak dapat tunjangan, sekolah tak menerima dana BOS, dan siswa tak dapat BSM. 

"Masih Ada Guru Sertifikasi yang Malas Mengajar"

"Masih Ada Guru Sertifikasi yang Malas Mengajar"
Kami masih mendapatkan laporan bahwa masih ada guru sertifikasi yang malas mengajar.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Seluruh guru yang sudah menikmati dana tunjangan sertifikasi agar meningkatkan semangat belajar mengajar dan tak perlu bermalas-malasan. Apalagi guru PNS yang sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi, otomatis sudah penghasilan yang lebih untuk menunjang kinerja yang profesional dalam mengabdi kepada negara.


Sekretaris Disdikbud Musirawas Utara Ad Oktarina mengharapkan kepada guru PNS harus lebih memaksimalkan kinerjanya, mengingat sudah diberikan tambahan gaji sebagai penunjang kinerja belajar mengajar. Para guru yang sudah sertifikasi sudah saatnya meningkatkan kinerja, jangan lagi malas-malasan karena sudah diberikan gaji tambahan.

"Kami masih mendapatkan laporan bahwa masih ada guru sertifikasi yang malas mengajar, hal itu akan dibuktikan dengan kredit jam mengajar saat diajukan untuk mendapatkan dana sertifikasi, disamping ada audit khusus disetiap sekolah," kata Oktarina yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari Antaranews (08/02/16).

Para guru sertifikasi akan dilakukan evaluasi enam bulan sekali untuk mengetahui kelengkapan jam mengajar yang sudah ditentukan, bagi yang jam belajar mengajarnya tidak cukup, tapi menerima sertifikasi utuh bisa saja mengembalikan uang negara tersebut.

Pencairan uang sertifikasi saat ini diberikan pertriwulan (TW), kalau untuk pengajuan sertifikasi selanjutnya harus sudah terdafdar dalam Data Pokok Pendidik (Dapodik). Sedangkan perhitungan pembayaran sertifikasi guru disesuaikan dengan gaji pokok.

Pendapatan yang lebih dari cukup itu, harus makin memaksimalkan kinerjanya, mengingat mereka sudah diberikan tambahan gaji untuk penunjang keprofesionalan. Bila masih ada kekurangan sarana seperti laptop, infokus sebagai media mengajar, maka dengan uang sertifikasi tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kekurangan tersebut. 

Rabu, 18 Mei 2016

Reorientasi Pembelajaran di Sekolah Dasar

Tiga tantangan yang harus dihadapi oleh sekolah dalam upaya merealisasikan pendidikan karakter sesuai amanat presiden.
Tiga tantangan yang harus dihadapi oleh sekolah dalam upaya merealisasikan pendidikan karakter sesuai amanat presiden.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Pendidikan karakter hendaknya menjadi prioritas utama dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD). Pembentukan karakter yang dilakukan sejak dini diyakini akan mampu merubah mental bangsa ini menjadi lebih baik. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo dalam sebuah pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di Belanda beberapa waktu lalu. Presiden pun mengusulkan agar 60 sampai dengan 70 persen materi pelajaran di Sekolah Dasar diarahkan pada pembangunan karakter peserta didik.


Apa yang disampaikan oleh presiden tersebut sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SD dihapuskan, orientasi pembelajaran pun (seharusnya) mengalami pergeseran. Dalam hal ini membiasakan siswa untuk senantiasa melakukan perbuatan baik serta menanamkan kecintaan mereka terhadap dunia belajar seharusnya lebih dikedepankan daripada memaksa siswa untuk menguasai seluruh materi yang tercantum dalam kurikulum. 

Namun, pergeseran orientasi pembelajaran tersebut nampaknya masih jauh panggang dari api. Setidaknya ada tiga tantangan yang harus dihadapi oleh sekolah dalam upaya merealisasikan pendidikan karakter sesuai amanat presiden tersebut. Pertama, keberpihakan kurikulum. Pemberlakuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk tiap mata pelajaran secara tidak langsung telah menyempitkan makna maupun tujuan pendidikan yang sebenarnya, khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Anak dianggap berhasil mencapai ketuntasan belajar apabila mereka mampu mengerjakan soal-soal di atas kertas. Sedangkan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepribadian seperti ketaatan mereka dalam beribadah maupun pengamalan norma-norma sosial justru tidak mendapatkan porsi yang semestinya. 

Kedua, kesiapan sekolah lanjutan. Kenyataan menunjukkan, nilai akademik masih dijadikan pertimbangan utama oleh sekolah-sekolah lanjutan (SMP) untuk menerima calon siswa baru dari Sekolah Dasar. Adapun karakter maupun perilaku siswa selama di Sekolah Dasar kurang begitu mendapatkan perhatian. Akibatnya, tujuan pembelajaran di Sekolah Dasar pun lagi-lagi sebatas untuk mendapatkan nilai akademik setinggi-tingginya demi mendapatkan kursi di sekolah lanjutan (unggulan). 

Ketiga, kondisi lingkungan sekitar. Semakin banyaknya pelajar yang menjadikan rokok sebagai “teman setia” merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini. Banyaknya warung-warung di sekitar sekolah maupun rumah yang menjual rokok merupakan penyebab utama maraknya peredaran rokok di kalangan pelajar. Di samping itu tayangan televisi yang menjurus pada kekerasan maupun berbau pornografi pun membuat tugas guru dalam membangun karakter anak semakin berat.

Untuk dapat mengimplementasikan pendidikan karakter di Sekolah Dasar, diperlukan sinergi yang baik antara pemerintah, sekolah dan orangtua. Sebagai pemegang regulasi pemerintah diharapkan mampu memainkan perannya dalam membatasi peredaran minuman keras dan rokok, mengatur tayangan media elektronik, serta merancang sebuah kurikulum pendidikan dasar yang benar-benar berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik. Adapun orangtua hendaknya menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam melanjutkan pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru di sekolah. Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung tumbuhnya karakter anak merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Dengan demikian, pendidikan karakter di Sekolah Dasar pun benar-benar dapat terlaksana dan tidak hanya sebatas wacana.

*) DituliS oleh Ramdan Hamdani. Guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Alamy Subang, Jawa Barat