Selasa, 09 Februari 2016

Tentang Penyakit karena Wi-Fi




Tentang Penyakit karena Wi-Fi  
Ilustrasi (Thinkstock/Mypurgatoryyears)

INFORMASI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN  | Di era digital saat ini, pancaran Wi-Fi termasuk yang paling kalian cari saat masuk ke kafe atau tempat-tempat di mana kalian ingin mengakses Internet kan? 


Tapi siapa kira, tak semua orang suka adanya Wi-Fi lho. Bahkan tragisnya, kabarnya ada remaja berusia 15 tahun bernama Jenny Fry, yang disebut sampai memutuskan bunuh diri karena tak tahan pada Wi-Fi. 


Rupanya, si Fry ini punya alergi terhadap pancaran konektivitas Wi-Fi. Menurut ibunya, Debra Fry, sang putri sering mengeluh sakit kepala, kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan bermasalah di kandung kemih, karena electro-hypersensitivity syndrome (EHS). 

EHS ini disebabkan oleh radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh teknologi nirkabel seperti Wi-Fi, ponsel, dan lain-lain. Menurut sang ibu, awalnya putrinya mengalami hal itu di rumah. Tapi setelah koneksi Wi-Fi di rumah diputuskan, kondisinya lebih baik. 

Tapi di sekolah, Fry tetap terpapar Wi-Fi dan menderita karenanya. Alhasil, dia sering memutuskan keluar kelas dan akhirnya sering kena hukum. 

Debra bilang, pihak sekolah sudah dikabari perihal alergi itu. Tapi sekolah, dalam hal ini guru kelas Simon Duffy, mengatakan bahwa banyak informasi yang menyatakan bahwa Wi-Fi tidak berbahaya. 

Debra Fry mempercayai tindakan bunuh diri anaknya merupakan tangisan untuk meminta bantuan. “Jenny meninggalkan sebuah surat untuk kami yang mengatakan bahwa ia tidak sanggup lagi mengatasi alerginya terhadap Wi-Fi,” ujar Debra Fry. 

Keberadaan EHS sendiri masih jadi perdebatan. WHO bahkan menyatakan bahwa gejala EHS tidak bersangkutan dengan electromagnetic. Walaupun WHO juga menyatakan bahwa gejala tersebut nyata adanya dan setiap orang memiliki respon fisik yang berbeda-beda. 

Arthur Firstenberg, ketua dari aktivis anti-electromagnetic health, mengatakan bahwa EHS bukanlah permasalahan yang sederhana. Tetapi hal ini belum ditanggapi serius oleh komunitas medis. 

Firstenberg percaya bahwa ada masalah dampak kepada kesehatan dari meningkatnya penggunaan teknologi nirkabel. Dan menurut Firstenberg merupakan tugas sekolah untuk menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak. 

Jaringan Wi-Fi sekarang ada hampir di seluruh tempat terutama perkotaan. Tidak banyak yang mengetahui bahwa jaringan tersebut memiliki dampak yang kurang baik terhadap fisik beberapa orang. 


Sumber:cnnindonesia.com

[mi-penanggalan.blogspot.com | Selasa, 09 Februari 2016] 

Artikel Terkait

Tentang Penyakit karena Wi-Fi
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email