Jumat, 29 April 2016

Guru Masuk Formasi Pada Rekrutmen CPNS 2016

Guru Masuk Formasi Pada Rekrutmen CPNS 2016
Ada empat kelompok SDM yang akan direkrut tahun ini, salah satunya guru.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Pemerintah menegaskan bahwa pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2016 hanya untuk mendukung program Nawacita. Hal ini dikatakan Deputi SDM Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmadja di Jakarta (26/04).

Setiawan seperti yang mi-penanggalan.blogspot.co.id lansir dari menpan.go.id, ada empat kelompok SDM yang akan direkrut tahun ini. Pertama, untuk program wajib yang meliputi kesehatan, pendidikan (guru dan dosen), dan penanggulangan kemiskinan. 

Kedua, program prioritas yaitu pembangunan infrastruktur, pembangunan poros maritim, pembangunan ketahanan energi dan pembangunan ketahanan pangan. Adapun ketiga, tenaga penegak hukum dan terakhir SDM untuk program dukungan reformasi birokrasi.


Kementerian PANRB minta kepada pimpinan instansi pemerintah untuk melakukan koreksi atas usulan formasi CPNS untuk tahun 2016. Pasalnya, sekitar 50 persen usulan tambahan formasi yang disampaikan melalui e-formasi untuk jabatan tenaga adminstrasi.

"Maka dari itu konsep SDM mulai sekarang harus sudah diperketat supaya arahnya betul, Bukan berarti kita mengunci formasi jabatan prioritas, tapi ini yang kita lakukan dalam dua tahun ini," tegas Setiawan

Penerimaan CPNS tahun ini juga dilakukan melalui formasi khusus, melalui jalur sekolah kedinasan. Selain itu juga dari putra-putri terbaik, disabilitas, putra-putri yang memiliki prestasi olah raga internasional. 

Kamis, 28 April 2016

Presiden Minta SD Ditekankan Membangun Karakter

Presiden Minta SD Ditekankan Membangun Karakter

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) lebih ditekankan pada pembangunan karakter peserta didik. Menurutnya, saat ini pada anak-anak tidak muncul karakter sebagai ciri bangsa Indonesia karena memang tidak diberikan di sekolah.

"Saya sudah sampaikan agar pendidikan SD digeser menjadi 60-70 persen pada pembangunan karakter, etika dan lainnya, ini perlu persiapan matang," kata Jokowi yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari antaranews.com (29/04/16).

Presiden mencontohkan pendidikan karakter di Singapura yang mungkin bisa dipelajari. Dia mengatakan, di sana jika anak-anak ditanya mau ke mana, jawaban mereka akan sama, kalau di Indonesia ada yang menjawab ke utara, selatan dan lainnnya.


Dalam acara yang berlangsung di Hotel Grand Amrath Kurhaus Den Haag itu, Prsiden juga menyebutkan saat ini mungkin anak-anak belajarnya lebih banyak dari gadget yang tidak mengandung pendidikan karakter.

Menurut Jokowi, pembangunan SDM bukan hanya mengejar supaya anak menjadi pintar saja tetapi mereka juga harus mempunyai budi pekerti yang baik sehingga ada diferensiasi dengan bangsa lain sebagai karakter bangsa. 

Strategi untuk Mengenal Karakter Peserta Didik

Strategi untuk Mengenal Karakter Peserta Didik
Untuk lebih mengenal peserta didik, guru dapat melakukan pendekatan psikologis terhadap anak. 

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Semua orang suka terhadap hal-hal yang baik, mendengar yang baik, melihat yang baik dan melakukan hal yang baik-baik. Perilaku baik dalam Agama Islam disebut akhlakul karimah atau dikenal dengan sebutan budi pekerti merupakan perbuatan mulia yang semestinya dimiliki oleh setiap insan. Dengan akhlak yang baik manusia akan mampu melaksanakan tugasnya sebagai kholifah di muka bumi dengan sempurna, mampu menjalin hubungan yang baik antar sesama sekalipun berbeda suku, ras, sosial dan agama.


Guru harus mampu menjadi pelaku kebaikan, teladan bagi anak didiknya dan juga memberikan motifasi kepada mereka untuk berbuat baik, guru bisa mencontoh sifat-sifat terpuji nabi dalam melakukan aktifitasnya sebagai pendidik.

Seorang guru bertanya dalam hatinya, mengapa anak-anak selalu ribut bila ia pergi meninggalkan ruangan kelas untuk keperluan yang tidak lama, bahkan saat ia berada di dalam kelaspun ada saja anak yang membuat kegaduhan. Apakah ia kurang berwibawa atau memang karakter anak didik yang sulit diatur?

Kasus seperti ini sering terjadi ketika para guru melaksanakan proses belajar mengajar, peserta didik yang kurang memperhatikan pelajaran, kurang semangat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, ribut di ruangan kelas dan kegaduhan lainya yang menggangu proses belajar.

Hendaknya pendidik menyadari bahwa anak didik bukanlah botol kosong yang siap untuk di isi, bukan sebuah robot yang hanya mematuhi program–program tertentu, atau secarik kertas yang siap untuk digunakan menulis. Anak adalah karunia tuhan yang diibaratkan sebagai tumbuhan kecil mungil indah bersemi yang perlu dirawat, diberikan pupuk sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang berharga baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Ada beberapa strategi agar para guru dapat memahami karakteristik peserta didik agar tercapainya tujuan belajar, diantaranya:

1. Kenalilah peserta didik lebih dalam, mengenal bukan sekedar mengetahui, mengenal merupakan proses yang harus dijalani dengan cara yang arif dan bijaksana, ia membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk lebih mengenal peserta didik, guru dapat melakukan pendekatan psikologis terhadap anak, mewawancarai, bertanya menganai hal-hal pribadi anak dapat memberikan solusi bagaimaca cara atau metode pengajaran yang harus dilaksanakan, diskusi, ceramah, Tanya jawab, inkuiri dan metode lainnya.

2. Perlakukan peserta didik secara wajar dan adil. Disadari bahwa dalam satu kelas terdapat puluhan bakat, sifat, karakter yang berbeda yang perlu perlakuan dengan adil. Adil bukan berarti sama rata, guru harus memperlakukan setiap muridnya dengan bijak, membantu mereka yang perlu dibantu dengan senang hati dan penuh kasih sayang tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakan, aspek sosial dan lain-lain. Perlakuan yang wajar dari seorang pendidik akan membawa image positif bagi guru dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan bagi peserta didik.

3. Masuki dunia mereka, dan jadilah sahabatnya yang paling baik. Untuk mengetahui bakat dan karakter anak didik seyogyanya para guru menjadi bagian dari mereka, bermain bersama seperti layaknya mereka bermain, bernyanyi, dan mejadi sahabat yang baik, sehingga peserta didik tidak merasa sungkan atau malu.

*) Ditulis oleh Ayi Wahyudin, Guru SDN Cikidang UPTD TKSD Kec. Rancabali Kab. Bandung 

Rabu, 27 April 2016

Penembakan dan Aksi Sayat Misterius Ngeri! Lengan Siswi Tiba-tiba Disayat dengan Cutter

TIBA-TIBA DISAYAT : Warga menolong NER, 12, yang menjadi korban pembacokan.di jalan dekat sekolahnya di Patalan Kidul Kotagede, Jogjakarta, Senin (25/4).  

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | JOGJA – Aksi penembakan misterius di Magelang, Jawa Tengah, makin meluas. Sementara itu, di Jogjakarta, pelaku teror pembacokan makin nekat. 

Tidak hanya saat malam, aksi juga dilakukan di siang bolong. Misalnya, kejadian yang menimpa Ner, 12, siswa SD, warga Prenggan, Kotagede, sepulang sekolah.

Korban yang biasa pulang dengan mengendarai sepeda kayuh itu diserang orang tak dikenal dengan benda tajam, Senin (25/4). Akibatnya, dia menderita luka sayatan di lengan dan mendapat 25 jahitan. 


Kapolsek Kotagede Kompol Suparman mengatakan, kejadian tersebut bermula saat korban pulang sekolah pukul 12.45. Sesampai di Jalan Nyi Pembayun, Kotagede, Jogja, tepatnya di utara Lapangan Karang Kotagede, korban didekati seorang lelaki tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor jenis Honda Supra. 

Pelaku mendekati korban, kemudian menyayat lengan kanan dengan menggunakan senjata tajam jenis cutter. Pelaku kemudian kabur ke timur. 

”Pelaku diperkirakan tiga orang. Satu orang mendekati korban, dua lainnya mengawasi dan mengamankan jalur kabur,” ujar Suparman kepada Radar Jogja Senin (25/4) yang mi-penanggalan.blogspot.co.id lansir dari JPNN.COM (28/4).

Satu korban lainnya yang diserang orang tak dikenal adalah K, pelajar SMK berumur 16 tahun. K diserang saat pulang dari sekolah dengan sepeda motor di daerah Prenggan, Kotagede. 

Berdasar kesaksian sejumlah orang di sekitar TKP, korban dipepet pelaku, kemudian lengan kanannya dilukai. Korban pun dirawat di Rumah Sakit Hidayatullah(riz/ila/cr1/c10/kim/sam/jpnn). 

Ini Penyebab Banyaknya Guru Honorer Versi Anies

Ini Penyebab Banyaknya Guru Honorer Versi Anies

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, banyaknya jumlah guru honorer di Indonesia karena tidak adanya aturan tegas.

Selama ini, kepala daerah, kepala sekola‎h, dan kepala dinas semaunya mengangkat guru honorer. Sehingga, jumlah guru honorer naik dari 84 ribu menjadi 812 ribu atau naik 860 persen.‎

"Jika persoalan pengangkatan guru honorer tidak diatur dengan tegas akan terus menjadi masalah berkepanjangan. Karena pengangkatan honorer ada di tingkat operasional (kepsek dan kadis). Belum lagi kepentingan kepala daerah dalam suksesi pilkada," kata Anies yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari JPNN (27/04/16).

Anies menegaskan, urusan kepegawaian guru bukan kewenangan Kemendikbud, melainkan masing-masing daerah, sehinga harus menjadi perhatian bersama.


Sesuai UU Otda guru merupakan pegawai daerah dan bukan pusat (Kemdikbud). Potret komposisi guru tersebut harus disampaikan Kemendikbud ke publik supaya menjadi catatan bersama.

"Daripada ngotot minta di-PNS-kan, lebih baik kepada daerah‎nya menaikkan gaji guru honorernya. Saya yakin, kalau gaji dan tunjangan guru honorer ditingkatkan, tidak ada lagi kisruh seperti sekarang ini," kata Anies. 

Peran Pendidikan Keluarga Melanjutkan Semangat Kartini

Peran Pendidikan Keluarga Melanjutkan Semangat Kartini

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | WAWASAN NUSANTARA | Pada Kamis (21/4) bangsa ini mengenang kelahiran salah satu putri terbaiknya. Tepat 137 tahun yang lalu, lahirlah seorang pendekar emansipasi wanita, pembaharu pemikiran, pendobrak tradisi, dan pejuang kesetaraan gender, R.A. Kartini.

Hari Kartini selalu diperingati dengan bermacam kegiatan di semua lapisan masyarakat. Namun, seringkali kita terjebak dalam ihwal seremonial saja dalam memperingati Hari Kartini. Padahal lebih dari itu ada makna yang lebih esensi yang kita bisa ambil dari tiap kali peringatan Hari Kartini.

Sejatinya, memperingati hari kelahiran Kartini adalah memperingati semangatnya. Semangat memperjuangkan hak kaum perempuan pribumi pada masa itu yang berada pada status sosial yang rendah, terjajah, buta huruf, miskin, dan tak berkesempatan mengenyam pendidikan yang layak setara kaum laki-laki. Semangat mengubah paradigma konco wingking warisan feodalisme yang melekat pada perempuan Jawa. Dan lebih jauh lagi yaitu semangat memiliki pemikiran jauh ke depan melintasi masanya.

Penularan dan pewarisan semangat-semangat di ataslah yang harusnya menjadi fokus perhatian tiap kali perayaan Hari Kartini. Semangat menyusun berbagai kegiatan dalam perayaan Hari Kartini harusnya menyandarkan diri pada agenda menginfiltrasikan semangat perjuangan Kartini kepada generasi muda. Dengan maksud agar generasi muda bangsa ini bisa meneladani semangat tersebut, terlebih bisa melanjutkan perjuangannya.

Pengembalian makna peringatan Hari Kartini yang telah tereduksi harus menjadi tanggung jawab semua insan di republik ini. Tak terkecuali lembaga pendidikan yang memang mempunyai beban moral untuk melakukannya. Dan keluarga sebagai salah satu dari lingkungan pendidikan wajib mengambil peran.

Menghidupkan peran pendidikan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan institusi terkecil dalam sebuah masyarakat. Lingkungan keluarga juga merupakan lingkungan pertama dan terdekat individu. Di lingkungan keluarga inilah individu mulai belajar berbagai macam hal. Memahami lingkungannya, menyelesaikan tugas perkembangannya, membentuk perilaku dan kepribadian, pun belajar membentuk karakternya. Karakter inilah yang kelak akan menentukan kualitas sumberdaya individu yang bersangkutan. 

Begitu esensialnya peran pendidikan keluarga memang merupakan satu fakta yang tak terelakan. Seperti kata Freud (dalam Santrock & Yussen, 1992) bahwa masa balita adalah masa terbentuknya struktur kepibadian. Sementara itu, meminjam kata-kata William Bennett, keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.


Pengalaman hidup pada masa awal individu (anak) akan menjadi pondasi bagi proses perkembangan dan pembelajaran individu selanjutnya. Usia awal kehidupan anak, atau biasa disebut dengan golden age berlangsung ketika anak berada di lingkungan keluarga. Sebagian besar waktu anak juga dihabiskan di lingkungan keluarga. 

Banyaknya peluang interaksi antara orangtua dan anak inilah yang memberikan kesempatan orangtua mengambil pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Orang tua yang mengisi interaksinya dengan kegiatan-kegiatan positif, maka kecenderungan pengaruhnya juga berdampak positif terhadap anak. Demikian juga sebaliknya.

Besarnya peran dan tanggung jawab orangtua inilah yang harusnya disadari betul oleh kita semua. Cita-cita menularkan semangat perjuangan Kartini akan lebih efektif jika dimulai dari lingkungan keluarga. Para orangtua haruslah paham betul mengenai ruh dari peringatan Hari Kartini. Maka, pemahaman mengenai Kartini sebagai suatu simbol semangat perubahan, perjuangan melawan ketidakadilan, emansipasi wanita, kesetaraan gender, pun pemahaman bahwa peringatan Hari Kartini bukan hanya tentang kebaya atau perayaan seremonial semata mutlak dimiliki oleh setiap orangtua di republik ini. 

Dari orangtua -terlebih ibu- yang paham betul mengenai semangat perjuangan Kartinilah akan pula lahir generasi Kartini berikunya. Bangsa yang sadar betul mengenai apa itu emansipasi, kesetaraan, dan keberanian memperjuangkan hak juga hanya bisa terlahir dari rahim keluarga yang mendidik dan memberikan teladan pada anak-anaknya mengenai nilai-nilai tersebut. Maka jika bangsa ini benar-benar ingin mewujudkan cita-cita tersebut, penyiapan orangtua dan keluarga yang memiliki semangat perjuangan Kartini adalah sebuah keniscayaan.

Menyiapkan keluarga bersemangat Kartini

Cita-cita besar melahirkan generasi bersemangat Kartini agaknya juga mulai menjadi concern dari pemerintah sekarang. Pemerintah -dalam hal ini Kemendikbud- agaknya sadar betul mengenai pentingnya memaksimalkan peran pendidikan keluarga dalam turut serta mencapai tujuan pendidikan nasional. Hal itu setidaknya tercermin dari dibentuknya sebuah direktorat baru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. 

Direktorat ini dibentuk dengan maksud untuk menguatkan peran orangtua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Sebuah gagasan yang brilian, mengingat kerdilnya peran pendidikan keluarga dalam ekosistem pendidikan nasional selama ini. Kita juga sudah sepatutnya memberikan apresiasi kepada Kemendikbud atas berhembusnya angin segar ini. Setidaknya ada pergeseran paradigma pemerintah dalam merevitalisasi sistem pendidikan di negeri ini dengan tidak hanya memfokuskan diri pada penguatan pendidikan formal saja.

Tentunya PR besar menghadang direktorat baru ini. Bagaimana membuat grand design penguatan peran lingkungan keluarga dalam mendukung ekosistem pendidikan nasional. Dibutuhkan perencanaan yang masif dan terstruktur dalam membuat program-program pendukung seperti pendidikan pranikah, pelatihan bagi ibu-ibu rumah tangga, maupun program-program pendukung lain. Melalui program-program penyiapan keluarga itulah diharapkan akan lahir keluarga-keluarga hebat. Keluarga yang bisa menyebarkan nilai dan semangat luhur, tak terkecuali semangat yang dibawa ibu kita Kartini. 

Dukungan dan peran kita semua mendukung ikhtiyar baik pemerintah ini wajib hukumnya. Semoga dengan kehadiran Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga ini cita-cita melihat lahirnya keluarga-keluarga pencetak generasi yang meneladani semangat para pahlawan tak lagi jauh panggang dari api. 

*) Ditulis oleh Hasan Triyakfi. Guru SD N 3 Kaliori, Kab. Banyumas, Jawa Tengah. 

Selasa, 26 April 2016

Kalender Pendidikan Lengkap Semua Tahun Pelajaran

Kalender Pendidikan Lengkap Semua Tahun Pelajaran
Kalender Pendidikan Otomatis ini disajikan dalam sebuah aplikasi M. Excel.
INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Kalender pendidikan merupakan salah satu dokumen yang harus dimiliki oleh setiap sekolah dan guru. Kalender pendidikan mengatur waktu untuk kegiatan pembelajaran siswa selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Kalender pendidikan juga untuk merencanakan kegiatan-kegiatan pendidikan selama satu tahun pelajaran. Adanya kalander pendidikan dapat membantu guru melaksanakan kewajiban membuat program di awal tahun, seperti; Program Tahunan dan Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dengan Aplikasi Kalender Pendidikan Otomatis ini dapat menyesuaikan hari efektif dan non efektif dalam kurun tahun pelajaran yang kita inginkan. Sebagai contoh kita akan melihat kalender pendidikan untuk tahun pelajaran 2016/2017 maka tinggal memasukkan tahun ajar tersebut ke dalam aplikasi kalender pendidikan ini secara otomatis akan muncul kalender pendidikan tahun 2016/2017.

Aplikasi Kalender Pendidikan Otomatis ini disajikan dalam sebuah aplikasi M. Excel sederhana dapat didownload melalui tautan berikut ini:


Tidak perlu lagi guru susah payah untuk mencari-cari file kaldender pendidikan, dengan Aplikasi Kalender Pendidikan ini dapat mudah dibuat kembali kalender pendidikan yang telah dilalui dan yang akan tahun yang akan dilaksananakan. Kita dapat mengatur ulang kalender pendidikan ini sesuai dengan perubahan yang terjadi. 

Insentif Akan Cair, Ini Kriteria Guru yang Menerima

Insentif Akan Cair, Ini Kriteria Guru yang Menerima   Kabar gembira bagi guru honorer, dana insentif cair dan inilah kriteria guru yang berhak menerima insentif.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Kabar gembira bagi guru honorer atau guru non PNS. Tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mencairkan uang insentif. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sumarna Surapranata mengatakan, paling lambat rapelan uang insentif akan cair di akhir bulan April.

Berbeda dengan pencairan Tunjangan Profesi Guru (TPG), proses pembayaran insentif bagi guru non PNS ini dana secara langsung ditransfer dari Kemendikbud ke rekening guru yang bersangkutan. 


Sedangkan untuk pencairan TPG, prosesnya di transfer dari pusat ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan diteruskan ke Pemerintah Daerah (Pemda). Selanjutnya, dari Pemda diteruskan kepada guru. 

"Untuk tahun ini pemerintah alokasikan insentif bagi guru non PNS sebesar Rp 396 Milliar," ujar Pranata yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari JPNN (26/04/16).

Meskipun demikian, dikatakan Pranata, pada tahun depan yaitu 2017 nilai anggaran tersebut dapat bertambah. Hal ini mengingat jumlah guru non PNS yang cukup banyak. 

Menurut Pranata, kriteria guru yang berhak menerima insentif adalah mereka yang belum menerima TPG, memiliki masa kerja yang cukup lama, jumlah jam mengajar memenuhi persyaratan dan lainnya.

Khusus mengenai masa kerja, Pranata mengatakan itu tergantung dari Pemda sebagai instansi yang mengajukan nama guru. 

TPG Sudah Cair, Jika Belum Menerima Lakukan Ini

TPG Sudah Cair, Jika Belum Menerima Lakukan Ini
Jika ada guru yang belum menerima tunjangan agar melakukan kroscek di masing-masing pemda. 

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Tunjangan Profesi Guru (TPG) untuk triwulan 1 tahun 2016 telah di transfer dari pusat ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan diteruskan ke Pemerintah Daerah (Pemda), selanjutnya ditransfer ke rekening guru.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, jika ada guru yang belum menerima tunjangan untuk bulan Januari, Februari, dan Maret ini agar melakukan kroscek di masing-masing pemda.

"Jika masih ada guru PNS belum menerima tunjangan maka guru harus menanyakan ke Pemda mengapa belum cair," kata Anies yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari JPNN (26/04/16).

Anies mengatakan kemacetan pencairan tunjangan guru bukan dari kementrian. Menurutnya, ini tidak boleh dibiarkan, karena itu adalah hak guru. Karenanya jika ada yang belum menerima pihaknya akan turun ke lapangan.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbud Sumarna Surapranata, menambahkan TPG untuk guru non PNS, sudah cair sejak Maret lalu. Sementara, untuk guru PNS pencairannya di Pemda, dan bergantung kepada Pemdanya.

"Kalau dari kementerian keuangan anggarannya sudah dicairkan sejak Maret lalu, untuk penyalurannya tergantung Pemda. Menurut peraturannya dana ini disalurkan pada minggu pertama dan kedua," kata Sumarna. 

Senin, 25 April 2016

Kabar Gembira untuk Para Guru

Kabar Gembira untuk Para Guru
Guru upacara. 

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU |  Tunjangan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah di transfer dari pusat ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan diteruskan ke Pemerintah Daerah (Pemda). Selanjutnya, dari Pemda diteruskan kepada guru. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan(Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, jika ada yang belum menerima, agar melakukan kroscek di masing-masing pemda. 

”Jika masih ada guru PNS belum menerima tunjangan maka guru harus menanyakan ke Pemda mengapa belum cair,” ujar Anies Baswedan usai mengikuti acara Car Free Day (CFD) di Jakarta, yang mi-penanggalan.blogspot.co.id lansir pada Minggu (24/4). 

Baca juga: Penerimaan Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri

Anies menambahkan kendala kemacetan pencairan tunjangan bukan dari kementrian. Karenanya jika ada yang belum menerima pihaknya akan turun ke lapangan.

”Ini tidak boleh dibiarkan. Tunjangan adalah hak guru. Kami akan cek daerah-daerah yang tunjangan bagi gurunya belum turun,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Sumarna Surapranata menambahkan, paling lambat rapelan uang insentif bagi guru non PNS akan cair di akhir bulan April ini. 

Prosesnya, menurut pria yang akrab dipanggil Pranata ini dana secara langsung ditransfer dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan ke rekening guru yang bersangkutan.

”Untuk tahun ini pemerintah alokasikan insentif bagi guru non PNS sebesar Rp 396 Milliar,” ujar Pranata.

Namun demikian, dikatakan Pranata, tahun 2017 nilai anggaran tersebut dapat bertambah. Mengingat jumlah guru non PNS cukup banyak. 

Menurut Pranata, kriteria guru non PNS yang berhak menerima insentif adalah mereka yang belum menerima tunjangan profesi guru (TPG), memiliki masa kerja yang cukup lama, jumlah jam mengajar memenuhi persyaratan dan lainnya.

Khusus mengenai masa kerja, lanjut Pranata tergantung dari pemerintah daerah sebagai instansi yang mengajukan nama guru. 

Untuk tunjangan profesi untuk guru non PNS, masih ujar Pranata sudah cair sejak Maret 2015 silam. Sementara, untuk guru PNS  pencairannya di Pemda, dan bergantung kepada Pemdanya.

”Kalau dari kementerian keuangan anggarannya sudah dicairkan sejak Maret lalu, untuk penyalurannya tergantung Pemda. Menurut peraturannya dana ini disalurkan pada minggu pertama dan kedua,” jelasnya. 

Minggu, 24 April 2016

Penerimaan Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri

Penerimaan Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri

Dokumen resmi pengumuman seleksi penerimaan calon Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri tahun anggaran 2016. 


INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Dalam rangka mempersiapkan calon pengganti Guru Sekolah Indonesia di luar negeri yang akan berakhir masa tugasnya, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) bagi guru dan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi penerimaan calon Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri tahun anggaran 2016.

Seleksi ini dapat diikuti seluruh guru dari latar belakang guru PNS maupun non PNS. Bagi guru yang berminat untuk diangkat menjadi guru dan tenaga kependidikan Sekolah Indonesia di luar negeri berdasarkan perjanjian kerja selama tiga tahun bagi guru PNS dan dua tahun bagi guru non PNS dapat mengikuti seleksi. 

Penerimaan Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri 
Penerimaan Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri
Selengkapnya dokumen resmi pengumuman seleksi penerimaan calon Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri tahun anggaran 2016 dapat didownload di sini. 

Anies: Sertifikasi tidak Pengaruhi Kompetensi Guru

Anies: Sertifikasi tidak Pengaruhi Kompetensi Guru

Tidak ada perbedaan signifikan pada capaian skor antara guru yang sudah atau belum sertifikasi.


INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menilai sertifikasi guru tidak banyak berpengaruh terhadap kompetensi guru. Hal ini dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Menurutnya tidak ada perbedaan signifikan pada capaian skor antara guru yang sudah atau belum mendapat sertifikasi.

"Menurut penilaian kami, tidak punya efek yang besar. Itu tantangan bagi guru yang sudah sertifikasi untuk berkerja lebih baik," kata Anies yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari Republika (24/04/16).

Selama ini, sertifikasi sama dengan apresiasi berupa tunjangan dan fasilitas-fasilitas. Ada yang menuntut kinerja mencerminkan level sertifikat, Anies menginginkan sertifikat yang diperolehnya itu mencerminkan level kompetensi.


"Sekarang kami baru merevisi peraturan pemerintah dan mereview semua peraturan. Kita ingin ada perubahan dalam pemberian sertifikasi. Kami juga ingin ke depan bentuk apresiasinya bervariasi, dan bentul levelnya juga bervariasi dan kompetensinya bervariasi," kata Anies.

Berdasarkan UGK, hasil pedagogik dan profesional, masih banyak guru yang mendapat nilai di bawah standar yang ditetapkan, yakni 55. Jadi SDM guru masih harus ditingkatkan.

"Guru honorer dan PNS tidak ada bedanya. Intinya, kita harus meningkatkan kompetensi, memastikan kompetensi tinggi, sertifikasi seimbang, kinerja tinggi," kata Anies. 

Guru Itu Pegawai Daerah, Bukan Kemendikbud

Guru Itu Pegawai Daerah, Bukan Kemendikbud
Banyak yang belum sadar guru itu adalah pegawai daerah, bukan pusat. 

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengatakan, masih banyak pihak salah menafsirkan keberadaan guru sebagai pegawai Kemendikbud. Akibatnya, ketika ada masalah terkait guru di daerah, ramai-ramai guru ke Kemendikbud menuntut solusi.


"Sejak ada UU Otda, otomatis ada pembatasan kewenangan pusat terhadap PNS di daerah termasuk ‎guru. Banyak yang belum sadar guru itu adalah pegawai daerah, bukan pusat," kata Anies Kemendikbud yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari JPNN (23/04/16).

Anies mencontohkan masalah pembayaran tunjangan profesi guru. Meski pusat sudah menyalurkan dananya ke daerah, namun masih saja ada masalah. Misalnya, tunjangan bagi guru bersertifikat pendidik ini terlambat dibayarkan ke rekening guru.

"Kalau dananya sudah dikucurkan pusat, lantas daerah belum menyalurkan, kesalahan di siapa? Ini yang harus diluruskan, guru-guru jangan menuntut ke Kemdikbud karena tugas pusat sudah dilaksanakan namun daerah yang telat mencairkan," kata Anies.


Sementara itu, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sumarna Surapranata menambahkan, tunjangan profesi guru triwulan satu baik untuk guru PNS maupun non PNS sudah sejak Maret dicairkan. B‎ila ada daerah yang belum mencairkan, menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan setempat. 

Pentingnya Guru Melakukan Apersepsi Saat Mengajar

Pentingnya Guru Melakukan Apersepsi Saat Mengajar

Apersepsi penting dilakukan guru agar proses belajar berjalan maksimal karena siswa belajar dalam kondisi terbaik 

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Sebagai guru, tentunya kita sering menghadapi berbagai macam ekspresi (emosi ) siswa saat mereka baru saja tiba di sekolah. Ada siswa yang datang ke sekolah dengan ekspresi gembira, sedih, marah ataupun biasa-biasa saja. Mereka datang ke sekolah dengan membawa beban pikiran masing-masing. Hal ini bergantung pada kejadian yang siswa alami sebelumnya yakni di rumah, misalnya ada siswa yang datang ke sekolah sambil menangis karena sebelum berangkat dimarahi ibunya. 

Bermacam-macam emosi siswa di awal belajar tentu akan mempengaruhi konsentrasi mereka saat belajar. Oleh karena itu, guru harus pandai-pandai mengondisikan suasana kelas agar siswa siap untuk belajar. Apabila di awal kegiatan belajar guru tidak mengondisikan siswa terlebih dahulu, maka konsentrasi siswa tidak terbangun sehingga siswa tidak bisa menerima informasi yang disampaikan guru. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya nanti. Agar kejadian tersebut tidak terjadi, maka guru harus melakukan apersepsi di awal pelajaran.

Munif Chatib (Gurunya Manusia, 2011:77) menyatakan bahwa menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya. Pada menit-menit pertama itulah apersepsi bisa dilaksanakan. Apersepsi yang dilakukan di awal proses belajar membuat otak anak siap untuk belajar. Apersepsi yang tepat membuat siswa merasa relaks dan senang yang ditandai dengan wajah yang ceria, tersenyum, bahkan tertawa. Munif Chatib menyebut kondisi tersebut sebagai Zona Alfa.

Kondisi alfa adalah tahap paling cemerlang proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi paling baik untuk belajar. Sebab, neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu keseimbangan, yaitu, ketika sel-sel saraf seseorang melakukan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga istirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang (Munif,2011:90).

Adapun kegiatan yang bisa dilakukan guru saat apersepsi sangat beragam. Berikut ini apersepsi yang bisa dilakukan:

1. Tepuk tangan
Contoh : Tepuk energi
Guru : "Tepuk energi."
Siswa: " Wuuss..." ( tangan digerakkan seperti orang mengeluarkan tenaga dalam )

2. Teka-teki
Contoh : 
Guru : " Mengapa anak katak suka melompat-lompat?"
Siswa:" Namanya juga anak-anak>" 

3. Gerak badan
Contoh : Guru :" kalau Bu Guru mengucapkan 1, lompat ke kanan, kalau mengucapkan 2, lompat ke kiri.

4. Bernyanyi
Contoh : Guru mengajak siswa bernyanyi lagu yang sedang populer tetapi liriknya diganti dengan lirik yang memotivasi siswa belajar.

5. Permainan 
Contoh : Guru :" Letakkan jari telunjuk kalian pada telapat tangan temannya. Saat Bu guru mengucapkan kata apel, tangkap jari telunjuk temannya."

Untuk variasi dan mengaktifkan siswa, guru bisa menyuruh siswa untuk bergantian memberi teka-teki atau menceritakan cerita lucu. 

Kegiatan yang dilakukan saat apersepsi bisa divariasi. Kita bisa menyuruh siswa secara bergantian untuk memberi teka-teki atau menceritakan pengalaman lucu mereka. Semua ini bergantung pada kreativitas guru. Jika siswa sudah menyunggingkan senyum dan mata berbinar, saat itulah siswa sudah dalam kondisi alfa. Kondisi terbaik untuk menerima informasi.

Saat kondisi siswa sudah siap menerima informasi, guru bisa melakukan apersepsi berikutnya, yakni membangun pengetahuan atau mengingatkan siswa pada pelajaran sebelumnya. 

Berdasarkan paparan di atas, apersepsi penting dilakukan guru agar proses belajar berjalan maksimal karena siswa belajar dalam kondisi terbaik, tanpa ada paksaan dan tekanan.

*) Ditulis oleh Tutwuri Yuliarti, M.Pd. Guru Kelas di SD Nasional KPS Balikpapan 

Kamis, 21 April 2016

Jangan Beri Anak Banyak PR, Ini Dampak Buruknya

Jangan Beri Anak Banyak PR, Ini Dampak Buruknya
Mengerjakan PR bagi anak dalam usia tersebut tidak hanya tidak memberikan manfaat sama sekali bagi prestasi akademik anak.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Pekerjaan rumah (PR) yang berlebihan membuat anak-anak tidak dapat menikmati masa kanak-kanak. Hal ditulis oleh Nancy Kalish dan Sara Bennet dalam bukunya “The Case Against Homework: How Homework is Hurting Our Children and What We Can Do About It”. 

Seperti yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari CNN Indonesia (10/01/16), dengan terlalu banyak PR membuat anak merasa terbebani sehingga PR menjadi sesuatu yang bukannya membangun anak-anak namun malah membuat pengalaman yang buruk untuk anak-anak. 


PR yang berlebihan juga dapat berdampak pada kehidupan keluarga. Karena PR, anak menjadi tidak sempat untuk meluangkan waktu bersama keluarga seperti makan malam bersama atau berpergian bersama keluarga. 

Interaksi antara anak dan orangtua tidak akan jauh dari pembicaraan atau bahkan perdebatan mengenai tugas dari sekolah. PR yang terlalu banyak juga dapat membuat anak membenci sekolah, karena mereka harus banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan PR.

Sebuah studi terbaru yang mi-penanggalan.blogspot.co.id lansir dari Kompas (10/01/16) juga mengemukakan bahwa anak-anak sekolah dasar dewasa ini memiliki terlalu banyak PR yang harus mereka kerjakan.

Menurut para peneliti, kondisi ini merupakan sebuah kondisi yang buruk. Sebab, usia kanak-kanak merupakan periode usia dimana anak mengembangkan kemampuan sosialisasi dan motoriknya. Kedua kemampuan tersebut akan terbatas kalau waktu terlalu banyak dihabiskan untuk mengerjakan PR.

"Harga yang harus dibayar terlalu mahal. Data menunjukkan bahwa mengerjakan PR bagi anak dalam usia tersebut tidak hanya tidak memberikan manfaat sama sekali bagi prestasi akademik anak. Namun, ada bukti bahwa hal ini akan mengganggu sikap mereka terhadap sekolah, nilai, kepercayaan diri, kemampuan sosial, dan kualitas hidup," kata Stephanie Donaldson-Pressman, direktur klinis New England Center for Pediatric Psychology, Amerika Serikat.

Berdasarkan pedoman National Education Association dan Natiomal Parent-Teacher Association, ada sebuah aturan yang dinamakan "Aturan 10 Menit". Maksudnya adalah 10 menit waktu untuk mengerjakan PR per tingkat kelas setiap malam. Artinya, siswa kelas 1 memiliki waktu 10 menit setiap malam untuk mengerjakan PR, 20 menit untuk kelas 2, dan seterusnya hingga 120 menit untuk siswa kelas 12.

Anak-anak akan lebih mudah untuk mengerti sebuah konsep apabila ia diberikan waktu untuk menyelesaikan 5 masalah dibandingkan dengan diburu oleh waktu untuk mengerjakan 50 soal.

Orang tua, khususnya guru harus menyadari memberikan terlalu banyak PR tidak baik untuk anak-anak. Kepala Sekolah pun juga sebaiknya mengerti perspektif serta opini ini, sehingga membuat peraturan ataupun kebijakan tertentu yang tidak membebani anak.

Teknik Pemberian Pekerjaan Rumah ke Siswa

Teknik Pemberian Pekerjaan Rumah ke Siswa
Inilah beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam memberikan PR.

INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | PR adalah suatu tugas yang diberikan guru yang harus dikerjakan siswa dirumah. PR merupakan harapan seorang guru supaya siswa dapat belajar dirumah, tapi kenyataannya, guru sering memberikan tugas bukan untuk siswa belajar di rumah tetapi lebih menjadi beban terhadap siswa.


Kadangkala dan mejadi beban juga ke wali murid, sehingga siswa banyak tidak membuat PR di rumah tapi membuat PR di sekolah, karena ketidakpahaman siswa terhadap soal yang diberikan. Seorang guru harus mengenal teknik dalam memberikan tugas terhadap siswa. 

Beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam memberikan PR, yaitu sebagai berikut: 

1. Soal yang diberikan tidak sebagai beban
Soal yang diberikan bukan sebagai beban tetapi sebagai tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran, soal yang diberikan menimbulkan semangat siswa dalam mengerjakannya tanpa memberikan alasan.

2. Lihat tingkat kesulitan soal
Kesulitan soal harus diperhatikan guru, jangan sampai guru memberikan soal terlalu banyak sehingga membuat siswa tidak mampu mengerjakannya, dan mengakibatkan siswa malas.

3. PR diberikan untuk pengulangan di rumah
PR yang diberikan supaya siswa mampu mengulangi pembelajaran apa yang telah disampaikan oleh guru di sekolah. sehingga siswa mampu mengulangi kembali melalui PR yang diberikan.

4. Lihat kemampuan siswa mengerjakan soal.
Siswa merupakan suatu objek yang harus selalu guru perhatikan, guru tidak boleh memberikan beban semau guru, soal yang diberikan harus berdasar dari tingkat kemampuan siswa. Guru sering memberikan soal berstandarkan siswa yang pintar, tidak pernah memperhatikan anak yang kurang.

5. Hindari menyalahkan siswa jika salah mengerjakan.
Hindari menyalahkan hasil PR siswa, karena seringnya guru menyalahkan hasil kerja siswa, membuat siswa ketakutan dalam mengerjakan PR, sehingga PR lebih banyak dibuat oleh Guru Les daripada siswa. Sedangkan konsep dari pemberian PR adalah supaya siswa dapat mendalami hasil pembelajaran yang ada di sekolah.

6. Berikan waktu sesuai dengan kesulitan soal.
Janganlah guru memberikan waktu PR terlalu cepat, inilah yang membuat siswa menggunakan jalan pintas yaitu mengerjakan di sekolah dengan menyontek teman.

*) Ditulis oleh Yasrizal. Guru SDN 002 Nongsa Kota Batam 

Selasa, 19 April 2016

Agar Kurikulum SD Lebih Mudah, Ini Solusi Anies

Agar Kurikulum SD Lebih Mudah, Ini Solusi Anies
                          Kemendikbud nantinya tidak akan mengunci pembuatan silabus. 


INFORMASI PENDIDIKAN DAN GURU | Banyak orang tua siswa Sekolah Dasar (SD) mengeluhkan kurikulum yang terlalu berat bagi anaknya. Mulai dari pelajaran yang dinilai sulit bagi siswa sampai bawaan tas yang berat dengan buku-buku. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan memberikan solusi terkait hal tersebut.


"Saat ini pusat menentukan kompetensi apa saja yang harus terpenuhi, perannya lalu sekolah sekolah saling belajar dari sama lain, mengambil intisari dari banyak tempat kemudian mereka menyusun sendiri," kata Anies yang mi-penanggalan.blogspot.co.id kutip dari detikcom (19/04/2016).

Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk memacu kreativitas para guru dalam menyesuaikan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah dan murid yang diajarkan di sekolah tersebut. Pemberian kebebasan ini juga terkait keanekaragaman yang telah terbentuk di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.

Anies mengatakan banyak guru yang kreatif tetapi masalahnya banyak yang bilang, kalau mereka berbeda mereka melanggar aturan akhirnya dikerjakannya diam diam. Sekarang guru akan diberi ruang, Kemendikbud nantinya tidak akan mengunci pembuatan silabus.

"Kurikulum, silabusnya diberikan ke sekolah agar keanekaragamannya bisa terjadi. Kita tidak mengunci silabus, kita berikan contoh dan standar kompetensi dasar tapi selebihnya kita serahkan guru dan elemen sekolah lainnya di seluruh Indonesia," kata Anies.